SOLOPOS.COM - GBPH Yudhaningrat bersalaman dengan GKR Pembanyun saat bersama-sama berkunjung di Makam Ki Ageng Giring, di Dusun Giring, Desa Sodo, Kecamatan Paliyan. Senin (4/5/2015). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Pilkada Jogja sudah memunculkan nama-nama calon walikota

Harianjogja.com, JOGJA – Setelah GBPH Hadikusumo terang-terangan menyatakan penolakannya untuk dicalonkan sebagai walikota oleh Partai Golkar, kini giliran GBPH Yudhaningrat yang menyampaikan hal serupa.

Promosi Antara Tragedi Kanjuruhan dan Hillsborough: Indonesia Susah Belajar

Dia beralasan sudah banyak calon yang layak dan tak ingin menimbulkan polemik dengan Raja Kraton Yogyakarta.

Saat dihubungi Rabu (6/4/2016), Gusti Yudha, sapaan Yudhaningrat mengatakan tak berminat untuk dicalonkan sebagai walikota. Dia bahkan heran mengapa namanya bisa masuk ke dalam daftar calon walikota Partai Golkar meskipun tidak pernah mendaftarkan diri sebelumnya.

Dia pun menegaskan menolak untuk maju sebagai calon walikota, selain mengaku tak memiliki modal yang cukup dia juga tak mau bila nanti hubungannya dengan sang kakak memburuk.

“Saya tidak punya duit, nanti juga ndak malah rame dengan Ngarso Dalem, lagipula sekarang kan banyak calon yang lebih muda, kreatif dan bijak,” kata dia.

Kepala Satpol PP DIY itu menduga pernyataan Sultan didasari karena pertimbangan jabatan Gubernur DIY dengan walikota atau bupati yang terlalu dekat. Kedekatan itu pun dikhawatirkan menimbulkan ketidakadilan dalam menentukan keputusan.

Keputusan serupa menurut mantan Asisten Bidang Administrasi Umum Setda DIY ini pernah terjadi saat dirinya dicalonkan oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk menjadi Bakal Calon Bupati Bantul Periode 2005-2010. Saat itu dia diminta alm. GBPH Joyokusumo untuk meminta restu kepada Sultan, namun izin itu ditolak.

“Dulu sudah mau kampanye dan diminta Mas Joyo untuk minta restu, ternyata memang tidak direstui, yang direstui Ngarso Dalem waktu itu pak Idham Samawi,” beber Gusti Yudho.

Meskipun demikian Gusti Yudha berpendapat kekhawatiran itu semestinya tak berlebihan karena bila dilakukan dengan tanggungjawab yang tinggi hal itu justru bisa menjadi keuntungan.

“Padahal kan sebetulnya justru bisa saling mendukung,” imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya