Jogja
Rabu, 4 Mei 2016 - 12:40 WIB

PILKADA KULONPROGO : Karang Taruna Enggan Terlibat Politik Praktis

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemilihan umum kepala daerah (JIBI/Harian Jogja/Istimewa)

Karang Taruna tetap menyatakan netral dalam pilkada.


Harianjogja.com, WATES-
Karang Taruna Kulonprogo menyatakan tidak akan terlibat dalam politik praktis dan pelaksanaan pilkada Kulonprogo.

Advertisement

Ketua Karang Taruna Kulonprogo, Ismail Malik menyampaikan sembilan poin yang menggambarkan netralitas Karang Taruna dalam pelaksanaan politik praktis. Hal ini termasuk tidak diperkenankannya penggunaan atribut maupun logo organisasi pemuda ini dalam kampanye politik. “Karang Taruna bukan merupakan organisaasi politik, underbow organisasi politik maupun membawa misi politik praktis di dalam gerakannya,”ujarnya kepada wartawan pada Selasa(3/5/2016).

Meski demikian, Ismail memaparkan bahwa pihaknya tidak melarang anggotanya terlibat dalam kegiatan politik dalam konteks pribadi. Hal tersebut dianggap sebagai wadah untuk meyalurkan bakat dan minat politiknya, khususnya pada generasi muda.

Wakil Ketua Karang Taruna Kulonprogo, Burhani Arwan menjelaskan bahwa sebelumnya sempat beredar pemberitaan terkait dengan dukungan politik kepada salah satu tokoh. Namun hal tersebut bersifat pribadi dan bukan kelembagaan. Terkait dengan keberadaan logo Karang Taruna pada sejumlah baliho kandidat dalam calon pilkada Kulonprogo, menurutnya hal tersebut memang tidak sesuai aturan.

Advertisement

Namun, ia menjelaskan bahwa hal tersebut diakibatkan karena sifat organisasi Karang Taruna yang massal. “Anggotanya banyak jadi mungkin anggota secara tidak langsung merasa memiliki meski kurang tepat,”ujarnya. Meski demikian, pihaknya tidak akan melakukan teguran ataupun permintaan pencabutan logo tersebut.

Hanya saja, Karang Taruna Kulonprogo berupaya agar tidak lagi terjadi hal serupa di masa mendatang. Karang Taruna Kulonprogo sendiri tidak melakukan pemberitahuan bersifat resmi kepada sejumlah pengurus Karang Taruna di tingkat desa karena merasa penyataan sikap ini dirasa cukup.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif