Jogja
Rabu, 9 Desember 2015 - 20:40 WIB

PILKADA SERENTAK : Pasien Ogah Nyoblos, Petugas Pun Pulang

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Petugas Tempat Pemungutan Suara (TPS) terdekat telah mendatangi pasien dari kamar ke kamar namun tetap ada pasien yang enggan menggunakan hak pilihnya.

 

Advertisement

 

Sejumlah pekerja pengiriman barang mengusung logistik pelaksanaan Pilkada Kabupaten Sleman menuju truk saat akan diberangkatkan dari kantor KPU Kabupaten Sleman, Senin (07/12/2015). Hari pertama distribusi dijadualkan untuk 11 wilayah kecamatan yang jaraknya paling jauh dan terbanyak jumlah pemilihnya, seperti Prambanan, Berbah, Kalasan, Ngemplak, Ngaglik, Depok, Mlati, Gamping, Cangkringan, Moyudan dan Minggir. Pada malam hari diharapakan sudah dapat diterima oleh Panitia Pemungutan Suara (PPS) yang ada di tiap-tiap desa. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Harianjogja.com, MLATI-Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sleman telah memfasilitasi pasien di rumah sakit untuk memilih. Petugas Tempat Pemungutan Suara (TPS) terdekat telah mendatangi pasien dari kamar ke kamar namun tetap ada pasien yang enggan menggunakan hak pilihnya.

Advertisement

Hal itu ditemukan di RSUP Dr. Sardjito, Rabu (9/12/2015). Petugas di TPS 58 Sendowo, Desa Sinduadi, Kecamatan Mlati yang telah mendatangi pasien terpaksa meninggalkan ruang perawatan karena pasien enggan menggunakan hak pilihnya. Pasien tersebut atas nama Musyam Lasih, 54, warga Dusun Karangjati, Desa Sinduadi, Mlati.

Penunggu pasien, Sutiyoso, 56, mengaku bahwa Musyam sudah didata petugas sekitar dua hari lalu. “Tadi sudah saya tawari tidak mau ya mau gimana lagi. Karena kondisinya sakit komplikasi,” kata Sutiyoso.

Menurut dia pilihan itu jadi pilihan terbaik mengingat selama 25 hari dirawat di RSUP Dr. Sardjito Musyam tidak mengenal siapa calon bupati dan wakil bupati yang maju. Ia kembali menegaskan alasan Musyam tidak memilih karena kondisi yang masih sangat labil. Dia berani memastikan Musyam selalu menggunakan hak pilih di TPS saat kondisinya sehat.

Advertisement

Ketua Tim Pendampingan Pilkada dari RSUP Dr. Sardjito, Tri Wahyu Yulianto, tidak mempermasalahkan hal itu. Pasalnya keputusan untuk memilih merupakan hak seseorang. “Kita hormati mereka,” ungkapnya.

Tercatat sejak 1-8 Desember, ada 74 pasien dari Sleman yang memiliki hak suara. Sebanyak 74 pasien ditangani tiga TPS terdekat yakni TPS 57 Sendowo, TPS 58 di Yayasan Kanker Indonesia dan TPS 59 Barek. Tidak semuanya menggunakan hak pilihnya karena ada pasien yang sengaja menolak untuk memilih, ada yang sudah pulang, ada juga yang sudah meninggal dunia.

Komisioner KPU Sleman Divisi Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih, Indah Sri Wulandari, mengatakan bagi pasien yang sudah pulang dapat menggunakan hak pilihnya di tempat tinggalnya.

Ia mengatakan pelayanan bagi pasien di rumah sakit menjadi perhatian KPU Sleman. Indah mengungkapkan, sempat ada petugas KPPS di Gamping yang enggan melayani pasien di salah satu rumah sakit di daerah itu. “Setelah kami bujuk dan kami jelaskan akhirnya mereka [KPPS] mau melayani,” akunya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif