SOLOPOS.COM - Ilustrasi aktivitas pegawai KPU menyiapkan logistik pemilu (JIBI/Solopos/Dok.)

Pilkada Sleman yang digarap oleh KPU dianggap belum maksimal

Harianjogja.com, SLEMAN-DPRD Sleman menilai sosialisasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sleman oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sleman belum mengakar sampai ke lapisan bawah. Hal tersebut dibuktikan masih banyak aduan yang diterima dewan atas kurangnya sosialisasi.

Promosi Iwan Fals, Cuaca Panas dan Konsistensi Menanam Sejuta Pohon

Beberapa aduan yang diterima di antaranya cara pemasangan alat peraga kampanye (APK), APK rusak, masih banyak rontek ilegal yang ditemukan di beberapa titik dan adanya warga yang belum mengetahui adanya Pilkada.

Atas kondisi ini, Dewan menyebut kerja KPU Sleman belum optimal. Pihaknya akan memanggil pihak terkait untuk menanyakan lebih lanjut terkait upaya sosialisasi yang telah dilakukan. “Kami [DPRD] akan panggil besok Rabu [23/9/2015]. Salah satunya akan menanyakan sosialisasinya bagaimana,” ungkap Ketua DPRD Sleman, Haris Sugiharta, Senin (21/9/2015).

Masa transisi regulasi baru terkait Pilkada ini seharusnya tidak jadi alasan KPU untuk bekerja keras mensukseskan Pilkada. Seharusnya KPU Sleman mau bekerja dua kali lipat agar Pilkada Sleman dimengerti semua lapisan masyarakat.

Salah satu warga yang hingga kini belum menerima sosialisasi adalah Nanang Nugroho, 35. Warga asal Dusun Kalijeruk RT 1/RW V Desa Widodomartani, Kecamatan Ngemplak ini sama sekali tidak mengetahui kapan Pilkada Sleman akan dilaksanakan. “Calonnya berapa dan siapa saja saya juga enggak tahu. Sini itu selalu dapat infonya pasti belakangan,” keluhnya.

Ia baru mengetahui Sleman akan ada Pilkada sekitar tiga hari lalu. Tepatnya saat ada seseorang yang memasang spanduk pasangan calon (paslon) di samping rumahnya. “Tahunya juga dari situ [spanduk]. Itu pun sekarang spanduknya malah rusak kena angin. Lihat saja itu,” keluhnya sembari menunjukkan ke arah spanduk.

Ia juga mengkritik pemasangan spanduk tidak strategis karena dipasang di jalur cepat. Paling tidak, katanya, dipasang di simpang empat atau titik keramaian agar banyak warga yang melihat. APK yang juga rusak karena roboh ditemukan di pertigaan Balai Desa Umbulmartani, Kecamatan Ngemplak.

Warga Sleman lain yang sama sekali tidak mengetahui akan adanya Pilkada adalah Rukiana Hutagalung, 26. “Tanggal berapa enggak tahu, calon dan namanya siapa juga enggak tahu,” kata perempuan asal Desa Sidoarum Kecamatan Godean yang jadi psikolog di Fakultas Psikologi UGM ini

Menanggapi hal itu, Ketua KPU Sleman, Ahmad Shidqi, berdalih sosialisasi yang dilakukan selama ini lebih pada tatap muka. Namun KPU Sleman tidak menjangkau seluruh wilayah sehingga melibatkan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS).

Sedangkan untuk pemilih pemula, KPU Sleman selalu mendatangi sekolah untuk pidato setiap Senin dan Selasa. “Kalau yang ini memang lepas dari sorotan media,” katanya berdalih.

KPU juga telah memasang tujuh baliho besar berisi tahapan Pilkada Sleman di beberapa titik kecamatan. Harapannya masyarakat Sleman bisa mengethui tahapan Pilkada yang sedang berlangsung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya