SOLOPOS.COM - TPS 33 Dusun Sragan, Desa Trirenggo seperti basecamp para pegiat motor trail. (Arief Junianto/JIBI/Harian Jogja)

Pilkada Sleman untuk partisipasi pemilih, jauh dari target

Harianjogja.com, SLEMAN-Partisipasi pemilih dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sleman masih tergolong rendah. Berdasarkan hasil pantauan Panwaslu Sleman sementara, partisipasi pemilih hanya 68% padahal sebelumnya Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sleman menargetkan 85%.  (Baca juga : PILKADA SLEMAN : Penghitungan Tim Sukses, Sri Purnomo-Sri Muslimatun Menang di Semua Kecamatan)

Promosi Persib Bandung, Timnas Indonesia dan Percaya Proses

Angka tersebut menunjukkan penurunan dari angka partisipasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 sebesar 81,7% dan Pemilihan Legislatif (Pileg) 81,4%.

“Berdasarkan data kasar, partisipasi pemilih hanya 68 persen,” kata Anggota Panwaslu Sleman Divisi Pengawasan Pelanggaran, Sutoto Jatmiko, Kamis (10/12/2015).

Ia mengakui jika gelegar Pilkada Sleman kali ini memang kurang terasa. Perangkat desa hingga RT belum terlibat sepenuhnya dalam menyosialisasikan Pilkada. Seharunya, kata Totok, KPU Sleman lebih banyak melibatkan masyarakat di tingkat bawah untuk sosialisasi. “Ini hanya beberapa titik [sosialisasi] saja,” ungkapnya.

Meski data rekapitulasi formulir C1 di KPU Sleman belum selesai namun dari data kecamatan yang masuk menunjukkan tingkat partisipasi pemilih rendah.

Data KPU Sleman yang diunggah melalui website hingga pukul 18.08 WIB baru ada empat kecamatan yang telah menyelesaikan rekapitulasi. Di antaranya Kecamatan Gamping, Ngemplak, Turi dan Mlati.

Di antara empat kecamatan itu, tingkat partisipasi pemilih di Mlati paling rendah yakni hanya 67% dari total pemilih sebesar 68.910. Gamping 71% dari 66,269 pemilih. Ngemplak 73% dari 43.696 pemilih dan Turi 81% dari 26.863 pemilih.

Ketua KPU Sleman, Ahmad Shidqi secara tidak langsung mengakui jika tren partisipasi pemilih untuk Pilkada 2015 menurun. Namun pihaknya menilai partisipasi Pilkada jangan dibandingkan dengan Pileg, Pilpres maupun Pilkades. “Masing-masing punya karakteristik. Seperti atmosfir memilih, figur, dan karakter pemilihnya,” kata dia.

Pihaknya mengatakan, masyarakat harus meletakkan sosialisasi Sleman tidak sendiri tapi harus secara makro dengan daerah lain. “Secara makro melihat daerah lain, kita optimis Sleman capai target,” ungkapnya. Hingga saat ini pihaknya masih menunggu proses rekapitulasi dari 17 kecamatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya