Jogja
Senin, 10 Agustus 2015 - 16:20 WIB

PILKADES 2015 : Incumbent Masih Berjaya

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Antara)

Pilkades 2015 di Sleman masih didominasi nama-nama lama.

Harianjogja.com, SLEMAN—Calon incumbent masih bertaji dalam pemilihan kepala desa (pilkades) yang digelar secara serentak di 35 desa di Sleman, Minggu (9/8/2015).

Advertisement

Hingga malam pukul 21.00 WIB, sudah ada 15 incumbent yang kembali berjaya dalam pilkades. Bahkan ada beberapa desa dalam satu kecamatan yang dimenangi calon incumbent. Misalnya, tiga desa di Gamping, dua desa di Moyudan, dan dua di Berbah.
Pilkades Sleman kali ini diikuti oleh 112 calon, 32 di antara mereka merupakan incumbent. Mereka dipilih 322.006 jiwa yang tersebar di 35 desa penyelenggara pilkades.

Sesuai Undang-undang (UU) No.6/2014 tentang Desa dan Peraturan Daerah (Perda) Sleman No.5/2015 tentang Tata Cara Pemilihan dan Pemberhentian Kepala Desa, masa jabatan kepala adalah enam tahun. Masa jabatan itu bisa ditempuh dalam waktu tiga periode. Peraturan baru ini pun memicu para incumbent yang telah lama mengabdi di kursi kades, atau paling tidak baru mengabdi dua periode, dapat memanfaatkannya untuk maju lagi.

Advertisement

Sesuai Undang-undang (UU) No.6/2014 tentang Desa dan Peraturan Daerah (Perda) Sleman No.5/2015 tentang Tata Cara Pemilihan dan Pemberhentian Kepala Desa, masa jabatan kepala adalah enam tahun. Masa jabatan itu bisa ditempuh dalam waktu tiga periode. Peraturan baru ini pun memicu para incumbent yang telah lama mengabdi di kursi kades, atau paling tidak baru mengabdi dua periode, dapat memanfaatkannya untuk maju lagi.

Kepala Sub Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat Daerah Sleman Wawan Widiantoro menjelaskan, secara umum pelaksanaan pilkades berjalan aman dan tertib. Pihaknya belum dapat merinci secara detail calon yang menang karena rekapitulasi masih terus berlangsung, terutama untuk data yang dikirim ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman. Tetapi secara umum dari 32 incumbent yang ikut pilkada, hasil sementara, 17 dari mereka terpilih lagi.

“Yang 15 [incumbent] tidak jadi,” ujar dia melalui sambungan telepon, Minggu (8/9/2015) malam.

Advertisement

Pemilik Rumah Sakit Sakinah Idaman ini mampu mengalahkan incumbent Sendangadi, Budiatmojo, dengan selisih suara 1.488. Sebelumnya ia juga pernah menjabat sebagai Kepala Desa Sinduadi, Mlati sampai 2013. Seusai menuntaskan jabatannya, ia pindah kependudukan ke daerah asalnya di Jongke Tengah, Sendangadi. Hingga akhirnya maju sebagai calon kepala desa.

“Sebenarnya masyarakat Sinduadi menginginkan saya tapi pilkades di sana [Sinduadi] masih lama sehingga saya mencoba di Sendangadi,” kata dia.

Dari Politik Uang, Sosialiasi Hingga Masalah Administrasi
Dari pantauan Harianjogja.com, banyak masalah yang muncul dalam Pilkades 2015 ini. Selain politik uang yang sepertinya tak mampu dihindarkan, warga pendatang yang kesulitan menentukan figur calon kepala desa juga menjadi masalah tersendiri.

Advertisement

Yunita, 35, warga Perumahan Bimomartani Ngemplak mengaku tak mengenal dua figur calon kepala desa yang maju. Ia menerima undangan pencoblosan namun tak mengerti latar belakang calon.

“Bingung mau pilih mana. Sepertinya tidak ada sosialisasi untuk warga di komplek,” kata dia.

Masalah lain terjadi di Sendangadi, Mlati. Beberapa warga yang tidak masuk daftar pemilih tetap (DPT) tak dapat menggunakan hak pilihnya. Meski telah menunjukkan kartu keluarga dan kartu tanda penduduk, mereka tak bisa menentukan pilihan.

Advertisement

Kapolres Sleman, AKBP Faried Zulkarnain mengimbau agar para pemenang jangan menggelar kegiatan bersifat hura-hura yang mengganggu ketenangan orang lain.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif