SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/Dok)
Pilkades Gunungkidul berakhir, tetapi masih ada “sisa” konflik karena dugaan penghianatan.
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Puluhan warga mendatangi rumah pendukung Calon Kepala Desa (Cakades) pemenang Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) 2015 Gari, Wonosari, Sabtu (24/10/2015) malam. Beruntung tidak sempat terjadi bentrokan maupun insiden lainnya di lokasi.
Kasat Intel Polres Gunungkidul, AKP Edi Purnomo mengatakan, peristiwa tersebut diduga karena adanya ketersinggungan warga Dusun Gatak, Gari terhadap korban Antoro.
Warga Dusun Gatak, Desa Gari mayoritas merupakan pendukung Cakades bernama Djumiran. Sedangkan, meskipun Antoro juga warga Dusun Gatak, namun ia diketahui merupakan pendukung pemenang Cakades Widodo [selanjutnya merupakan pemenang Pilkades Gari].
“Antoro ini pada siang hari, di Tempat Pemungutan Suara menyalami saksi, dan merayakan kemenangan calon yang didukungnya [Widodo],” urai Edi, Minggu (25/10/2015).
Melihat hal itu, warga Gatak yang notabene pendukung Djumiran tadi, tak terima dengan hal tersebut dan menilai Antoro sebagai pengkhianat. Malam harinya, mereka mendatangi kediaman Antoro.
“Situasi sempat tegang namun berkat kesiagaan aparat keamanan, Antoro berhasil dievakuasi petugas dari kepungan massa yang masih kesal jagoannya kalah,” lanjutnya.
Sementara itu, Ketua Tim Pemenangan Widodo, yaitu Sukamto menerangkan pihaknya sedang merencanakan pertemuan dengan kubu lain. Ia tidak ingin masalah Pilkades ini berlarut-larut, sehingga mempengaruhi kehidupan bermasyarakat di Gari untuk ke depannya. Ia juga meminta para pendukung Widodo yang sempat berkumpul langsung diminta untuk tak terpancing suasana.
“Pilkades sudah selesai, marilah kita kembali rukun. Tak ada lagi kubu-kubuan,” ajaknya.
Ketua Panitia Pilkades Gadi, Kadarisman menyebut, total hasil penghitungan suara Pilkades Gari yaitu Djumiran meraih 1.283 suara, Wasgiyono dengan 444 suara Tugiyono memiliki 1.052 suara, dan Widodo memenangkan Pilkades 2015 dengan meraup1.604 suara.