SOLOPOS.COM - Suasana saat Forum Komunikasi Masyarakat Anti Politik Uang Desa Giring sedang melaporkan dugaan politik uang dalam Pilkades Giring, kepada Panitia Pilkades setempat, di Balai Desa Giring, Selasa (13/10/2015). (Harian Jogja/Uli Febriarni)

Pilkades serentak Gunungkidul diwarnai dugaan kasus politik yang

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Belasan warga yang tergabung dalam Forum Komunikasi Masyarakat Anti Politik Uang Desa Giring, Kecamatan Paliyan, mendatangi kantor Balai Desa setempat pada Selasa (13/10/2015), untuk melaporkan adanya dugan politik uang yang dilakukan salah seorang calon Kepala Desa (Kades) Giring.

Promosi Liga 1 2023/2024 Dekati Akhir, Krisis Striker Lokal Sampai Kapan?

Koordinator Forum Komunikasi Masyarakat Anti Politik Uang Desa Giring, Endy Sutrisno mengatakan, dugaan penggunaan politik uang yang dilakukan oleh salah seorang calon Kades setempat berawal dari pelaporan salah seorang yang diminta oleh forum sebagai ‘mata-mata’. Mereka ini kemudian melakukan strategi untuk menangkap oknum pelaku politik uang.

Dengan strategi ‘mata-mata’, akhirnya forum berhasil menangkap pelakunya, yang disebut bernama Sidiq Mustaqim sebagai orang yang memberikan uang kepada Kusyanto. Selanjutnya dari Kusyanto uang disebar kepada tiga warga yaitu Wasiyem, Markijah dan Muranti.

”Kita mendapatkan laporan dari mata-mata kita bahwa ia mendapatkan uang dari saudara Kusyanto, dan diarahkan untuk mencoblos salah seorang calon Kades,” ujarnya.

Endy Sutrisno menjelaskan, setelah mendapatkan laporan dari itu, pihaknya melakukan penelusuran dan menemukan bahwa ada warga lain yang juga mendapatkan uang tersebut.

“Kalau yang menerima ada banyak, tapi yang mau mengakui bahwa menerima uang sebesar Rp50.000 itu saudara Wasiyem, Markijah dan Murniati saja.
Berdasarkan pengakuan tersebut, kami mencoba melakukan klafirikasi kepada Kusyanto, namun jawaban yang diberikan selalu berubah-ubah, sewaktu kita tanya pada saudara Kus, uang itu ia dapatkan dari saudara Sidiq Mustaqim yang merupakan saudara dari salah satu calon kepala desa sini,” paparnya.

Ketika ditanya lebih lanjut, penuturan Kus selalu berubah-ubah. Seperti, pada awalnya Kus mau mengakui bahwa ia mendapatkan uang sebesar Rp200.000 dan dibagikan kepada warga agar mau memilih salah seorang calon kepala desa.

Namun pada Senin malam (12/10/2015), Kus mengatakan bahwa uang tersebut merupakan uang transport yang diberikan, namun karena merasa uangnya terlalu besar maka ia berikan kepada tiga nama tadi.

Merasa bahwa ada yang janggal dari penuturan Kus, maka Forum Komunikasi Masyarakat Anti Politik Uang melaporkan kepada panitia pemilihan kepala desa untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut.

”Tadi kita sudah laporkan kepada panitia Pilkades sini, semoga saja bisa segera diselidiki, kami menginkan bahwa Pilkades harus bersih dari politik uang,” ujarnya.

Sementara itu di kesempatan yang sama, Ketua Pilkades Giring Agung, Wibowo Putra mengungkapkan panitia akan segera menyelesaikan permasalahan ini. Namun diawali dengan pendalaman terlebih dahulu, untuk mencegah timbulnya fitnah. Dalam waktu dekat ini, panitia akan segera memanggil saksi-saksi yang terlibat dalam permasalahan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya