Jogja
Rabu, 9 Juli 2014 - 19:20 WIB

PILPRES 2014 : TPS Unik, Petugas Pakai Pakaian Adat Jawa, Apa Tidak Repot?

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - TPS . (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Berbagai cara dilakukan untuk menarik minat calon pemilih untuk menggunakan hak suaranya dalam pemilihan presiden 2014. Demi memberikan kenyamanan kepada calon pemilih, area stadion pun dijadikan tempat untuk mencoblos. Berikut laporan wartawan Harian Jogja, David Kurniwan.

Pada umumnya, pleaksanaan pemilihan umum dilaksankaan secara biasa-biasa. Namun tak jarang, petugas menggunakan trik-trik tertentu untuk menarik simpatik warga untuk memilih, mulai dari memajang foto lokasi wisata di Gunungkidul, atau para petugas menggunakan pakaian adat jawa.

Advertisement

Salah satunya terlihat di tempat pemungutan suara 2 Gedangrejo, Karangmojo. Seluruh anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) kompak menggunakan pakaian adat jawa lengkap dengan senjata khas Jawa, keris.

Keris yang dibawa bukan untuk menakut-nakuti, tapi lebih untuk melestarikan budaya. Namun, tujuan utama dari cara ini untuk menarik minat warga untuk menggunakan hak pillihnya.

Ketua KPPS 2 Gedangrejo, Mukiyar mengakui bila dalam pemilihan kali ini, anggota KPPS ingin suasana baru. Pasalnya, selama ini pakaian yang digunakan lebih banyak menggunakan seragam. Untuk itu, penggunaan pakaian adat jawa lebih untuk penyegaran suasana.

Advertisement

“Intinya kami mau sesuatu hal yang berbeda. Selain itu, kami juga tidak akan susah-susah memikirkan pakaian yang akan dicari,” katanya kepada Harian Jogja, Rabu (9/7/2014).

Menurut dia, pakaian yang digunakan juga tidak susah dicari. Pasalnya, seluruh anggota memiliki pakaian itu. Biasanya, pakaian yang dimiliki ini digunakaan untuk kegiatan budaya di wilayah tersebut, misalnya rasulan, upacara hari jadi Gunungkidul atau acara adat dan pawai budaya lainnya.

“Kami semua memiliki pakaian ini sehingga kami tinggal memakai saja,” ungkapnya.

Advertisement

Dia menegaskan, pemakaian pakaian adat juga untuk melestarikan budaya yang ada. Jadi, hal ini memiliki fungsi ganda karena langkah ini juga dijadikan sebagai salah satu cara meningkatkan antusiasme warga untuk memilih.

“Kan jadinya, satu kegiatan bisa dapat fungsi lebih,” katanya sambil tersenyum.

Berkaitan dengan cara pemakaian, umumnya para petugas tidak merasa kesulitan. Karena, waktu yang digunakan untuk memakainya hanya membutuhkan waktu sekitar10 menit. Hal ini tidak lepas, karena mereka sering ikut dalam kegiatan-keigatan yang bertemakan budaya jawa.

“Kami sudah sering memakainya. Jadi, mudah saja dan tidak ada perasaan risih saat menggunakannya, “ sahut Subari, salah seorang anggota KPPS lainnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif