SOLOPOS.COM - Ilustrasi bayi. (Freepik.com)

Solopos.com, BANTUL — Gangguan gagal ginjal akut misterius hingga kini telah merenggut enam anak yang berasal dari Bantul, Sleman, dan Jawa Tengah (Jateng). Berikut kisah sedih orang tua anak atau bayi asal Sedayu, Bantul, yang harus kehilangan anaknya yang masih berusia tujuh bulan akibat acute kidney injury (AKI).

Yusuf Maulana, 44, warga Sedayu, Bantul, masih belum percaya jika anaknya yang baru berusia tujuh bulan, ET, meninggal dunia akibat penyakit gagal ginjal akut misterius. Ia mengaku penurunan kesehatan yang dialami anaknya terjadi sangat cepat, bahkan kurang dari sepekan.

Promosi Bukan Mission Impossible, Garuda!

Yusuf menyebut penyakit yang diderita anak kelimanya itu tergolong gangguan ginjal akut progresifatipikal atau AKI. Tidak diketahui penyebab penyakit itu, meski demikian pihak rumah sakit juga telah melakukan tracing riwayat penyakit keluarga.

Selain tidak ada yang menderita Covid-19, Yusuf menyebut di keluargany juga tidak ada yang mengonsumsi sirop parasetamol. Ibu dari ET pernah mengonsumsi parasetamol namun dalam bentuk tablet, itu pun sudah lama. Begitu juga dengan ET tidak pernah diberikan obat seperti sirop dan tidak pernah mengalami sakit berat. Di sisi lain semua anggota keluarga tidak ada riwayat penyakit ginjal.

Ia tidak menampik bahwa kejadian antara kondisi anaknya dalam keadaan sehat hingga meninggal dunia tergolong sangat cepat. Bahkan tak sampai sepekan kondisi anaknya menurun drastis hingga meninggal dunia.

Baca juga: Waspada Jika Balita Lama Tidak Pipis, Begini Anjuran Dinkes Sragen

“Saya kira saat itu jam demi jam saat itu sangat berharga,” katanya saat ditemui wartawan di kawasan Embung Potorono, Banguntapan, Bantul, Kamis (20/10/2022) siang.

Yusuf pun kembali mengenang wajah ceria anaknya ET pada 16 September 2022 lalu atau sehari sebelum mulai sakit. Saat itu anak masih ceria ketika diajak ibunya beraktivitas di sekitar rumah di kawasan Sedayu, Bantul. Kemudian tepatnya hari Sabtu 17 September, anak mulai demam. Akan tetapi masih lahap saat diberikan makanan pendamping ASI (MPASI).

Makanan yang diberikan pun tergolong lumrah dan telah dinyatakan lolos Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sehingga dipastikan aman. Selain itu anak tersebut tidak diberi susu formula, melainkan murni ASI.

Mulai Bergejala

Saat demam tersebut anak sempat mengalami tatapan kosong, meski belum ada gejala kejang yang berkepanjangan. Ia pun menganggap hanya demam seperti kakaknya, karena kebetulan di keluarga tersebut beberapa ada yang mengalami demam. “Tetapi di hari itu produksi urine mulai berkurang. Awalnya kami mengira disebabkan karena produksi ASI ibunya yang tidak terlalu banyak,” ucap Yusuf.

Baca juga: Sirop Parasetamol Terlarang, Pemilik Apotek di DIY Bingung

Kemudian pada Minggu (18/9/2022) anak mulai kejang dengan intensitas sering disertai dengan tatapan kosong. Akan tetapi saat itu bayi masih mau makan. Kondisi kejang bayinya pun meningkat pada Senin (19/9/2022) meski masih bisa menerima asupan makanan. Ia pun mengira bayinya hanya mengalami dehidrasi, hingga akhirnya untuk kali pertama diberikan susu formula.

Kondisi anaknya makin parah dan berkurang kesadarannya pada Senin malam. Ia pun kemudian melarikan bayinya ke klinik terdekat untuk mendapat perawatan, namun dirujuk RSU PKU Gamping karena kondisi yang kian menurun.

“Waktu di rumah sakit itu, seingat saya dokter menyampaikan bahwa kondisi paru-paru menurun fungsinya. Saat itu di IGD memang sudah drop,” kenangnya.

ET kemudian dirujuk ke RSUP Dr Sardjito pada malam itu juga. Namun, karena ruang pediatric intensive care unit (PICU) penuh, Yusuf membawa anaknya ke RS PKU Muhammadiyah Kota Jogja. Barulah pada Selasa (20/9/2022). ET dibawa ke PICU RSUP Dr Sardjito dan mendapat penanganan lebih serius.

Saat itu kondisi ET telah menurun termasuk organ fungsi lain seperti paru, liver, saraf dan ginjal. Tim dokter lengkap pun dikerahkan untuk menangani hingga diberikan berbagai alat bantu. Meski demikian, nyawa ET tidak tertolong dan menghembuskan nafas terakhir pada Minggu (25/9/2022).

Artikel ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul AKI Renggut Nyawa Anaknya dalam Sepekan, Yusuf: Waktu Itu, Jam Demi Jam Sangat Berharga.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya