Solopos.com, BANTUL — Kisah pilu mewarnai bencana alam gempa bumi berkekuatan Magnitudo 6,4 di Bantul, Yogyakarta, Jumat (30/6/2023). Kisah pilu itu terjadi di Kalurahan Mulyodadi, Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, di mana seorang nenek meninggal di pelukan suaminya saat gempa terjadi.
Nenek yang diketahui bernama Sudirah itu meninggal dunia akibat terkena serangan jantung saat mencoba keluar dari rumahnya kala gempa terjadi. Saat terjadinya gempa, Sudirah dan suaminya, Kuatdi, 65, memang berusaha bersama-sama menyelamatkan diri.
Promosi Isra Mikraj, Mukjizat Nabi yang Tak Dipercayai Kaum Empiris Sekuler
Namun, saat Kuatdi keluar rumah lebih dulu, istrinya tidak terlihat. “Suami kemudian masuk [ke rumah] lagi dan mendapati istrinya sudah tersengal-sengal di tempat tidur hingga meninggal dunia di pelukannya,” ujar Kasi Humas Polres Bantul, Iptu I Nengah Jeffry Prana Widyana, Sabtu (1/7/2023).
Jeffry menyampaikan bahwa terdapat keterangan bahwa Sudirah melakukan pemeriksaan kesehatan tiga hari sebelum kejadian nahas tersebut menimpa. “Tiga hari lalu diperiksakan di RS Saras Adiatama, Dawetan, dengan hasil sehat. Hanya diminta istirahat di rumah,” katanya.
Beberapa warga yang menjadi saksi pada saat kejadian antara lain Sulkhan Taryana, 63, dan Listi Setyaningsih. Keduanya merupakan warga Padukuhan Wonodoro, Kelurahan Mulyodadi, Bambanglipuro, Bantul.
Gempa bumi berkekuatan Magnitudo 6,4 yang terjadi di barat daya Bantul, Yogyakarta, memang memberikan dampak yang cukup banyak bagi warga. Tak hanya jatuhnya korban jiwa, gempa yang terjadi pada Jumat malam itu juga menyebabkan sejumlah bangunan rusak.