SOLOPOS.COM - Polisi mengamankan massa dua kelompok yang bersitegang di depan Balai Kalurahan Seloharjo, Kapanewon Pundong, Bantul, Minggu (25/9/2022) sore. - Harian Jogja/Ujang Hasanudin

Solopos.com, BANTUL — Pemilihan Lurah (Pilur) di Kalurahan Seloharjo, Kapanewon Pundong, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, berlangsung panas. Dua kelompok massa pendukung masing-masing calon lurah di Kalurahan Seloharjo nyaris bentrok depan balai kalurahan setempat.

Kedua kelompok massa itu nyaris bentrok sesaat sebelum proses pleno penghitungan suara Pilur di Seloharjo.

Promosi Enjoy the Game, Garuda! Australia Bisa Dilewati

Dari informasi yang diperoleh harianjogja.com (Solopos Media Group), ketegangan antarpendukung itu terjadi di jalan depan kalurahan sekitar pukul 15.00 WIB. Awalnya rombongan dari pendukung nomor urut dua, Marhadi Badrun dengan menggeber-geber knalpot dari arah barat menuju ke timur hendak menuju kediaman calon lurah Badrun di Dusun Nambangan.

Sementara di depan Balai Kalurahan Seloharjo juga banyak pendukung nomor urut satu, Suyanto di Dusun Soko yang kebetulan rumahnya di belakang kantor kalurahan. Pendukung Suyanto pun bergerak dan hendak mengadang rombongan pendukung Badrun.

Baca Juga: Kasus Pemerkosaan Anak Difabel di Bantul, Polisi Tunggu Hasil Visum

Namun, puluhan aparat gabungan yang terdiri dari Polsek Pundong, Polres Bantul, TNI, dan Satpol PP langsung melakukan pengamanan sehingga tidak sampai terjadi bentrokan fisik meski sempat terjadi ketegangan antarkedua pihak.

Dari hasil penghitungan suara, sebenarnya nomor urut dua Marhadi Badrun sudah menang.

Salah satu pendukung Suyanto yang enggan disebut namanya mengatakan sebenarnya massa dari Suyanto sudah menerima kekalahan tersebut meski pleno penghitungan suara belum dilakukan, bahkan Suyanto sendiri sudah mengucapkan selamat kepada Marhadi Badrun.

Baca Juga: Bejat! Anak Difabel Berusia 12 Tahun di Bantul Diperkosa Tetangganya

“Kami menerima kekalahan tetapi kenapa kemudian beraksi seperti ini. Padahal sesuai kesepatan, tak ada konvoi apalagi bawa motor blombongan, kami jadi tersulut,” katanya, Minggu (25/9/2022).

Panewu atau Camat Pundong, Bangun Rahina mengatakan sebenarnya saat kampanye sudah disampaikan agar massa pendukung masing-masing calon lurah dapat mengendalikan diri jangan sampai terjadi kisruh yang dapat merugikan masyarakat.

Kedua calon lurah juga sudah sepakat untuk tidak melakukan konvoi saat dinyatakan menang Pilur. Bahkan pihaknya bersama Forum Pimpinan Kapanewon Pundong dan panitia Pilur Seloharjo sudah mendatangi kediaman dua calon lurah baik nomor urut satu Suyanto dan nomor urut dua Marhadi Badrun pada malam pencoblosan.

“Dalam pertemuan disampaikan kepada kedua calon lurah agar bisa mengendalikan diri masa karena kalah menang sudah ditakdirkan. Harus menerima. Kita percayai semua kehendak Tuhan,” katanya.

Baca Juga: Pantai Indrayanti Gunungkidul: Sejarah, Keindahan & Potensi Gelombang Tingginya

Menurut Bangun, calon nomor urut satu Suyanto pada Minggu siang sebenarnya sudah legawa dan sudah menyampaikan selamat kepada calon lurah nomor urut dua, Marhadi Badrun karena memang Mahardi Badrun merupakan calon petahana dan Suyanto juga bagian dari pamong karena Kepala Dusun Soko.

Gesekan yang terjadi diakuinya karena kesalahpahaman. Menurutnya masa pendukung nomor urut dua sebenarnya akan pulang tetapi menggeber-geber knalpot motor sehingga memicu reaksi dari pihak pendukung nomor urut satu.

“Tetapi teman-teman tim pengamanan dari kepolisian, koramil juga Satpol PP bisa mengendalikan massa sehingga tidak sampai terjadi gesekan fisik,” katanya.

Baca Juga: Meninggal Terseret Ombak di Pantai Indrayanti,Ini Sosok Profesor Samekto Wibowo

Masing-masing calon juga sudah diminta tetap berada di rumah atau tidak keluar.

Kapolsek Pundong AKP Cherli Evi Prayudati Sela mengaku tidak merasa kecolongan atas insiden ketegangan dua kelompok pendukung calon lurah tersebut.

Pihaknya sudah mengantisipasi sejak awal sehingga tidak sampai terjadi gesekan fisik. Bahkan pihaknya mendatangkan tambahan personel dari Polres, “Tidak ada adu fisik sama sekali,” katanya.

Pantauan Harianjogja.com sampai Minggu malam puluhan personel kepolisian lengkap dengan peralatan pengurai massa masih berjaga-jaga di Kantor Kalurahan Seloharjo. Jumlah itu belum termasuk Satpol PP dan aparat TNI. Proses rekapitulasi suara juga masih berlangsung.

Baca Juga: DJP Ungkap Modus Pengemplangan Pajak di Jogja yang Rugikan Negara Rp100 Miliar

Ketua Pilur Seloharjo Tri Wardoyo mengatakan dari hasil rakpitulasi suara, peraih suara terbanyak adalah nomor urut dua, yakni Marhadi Badrun sebanyak 4.417 suara.



Sementara calon nomor urut satu, yakni Suyanto memperoleh 3.490 suara. Suara sah 7.907 dan suara tidak sah 262 suara. Total suara sah dan tidak sah sebanyak 8.169 suara.

Adapun jumlah daftar pemilih tetap (DPT) di Seloharjo sebanyak 8.850 pemilih. “Yang tidak menggunakan hak suaranya ada 700-an pemilih. Partisipasi pemilih sekitar 90 persen lebih,” katanya.

Lebih lanjut Wardoyo mengatakan proses rekapitulasi suara yang dilakukan tidak terpengaruh dengan adanya gejolak antarmassa yang terjadi di luar kantor kalurahan.

Rekapitulasi suara yang baru dimulai menjelang sore dikarenakan kotak suara belum semuanya masuk ke panitia kalurahan, “Adanya keramaian di luar tidak mempengaruhi proses rekapitulasi suara,” katanya.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul PILUR BANTUL: Dua Massa Pendukung Calon Lurah di Kalurahan Ini Nyaris Bentrok, Ini Penyebabnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya