SOLOPOS.COM - Pejabat Walikota Jogja Singgih Raharjo saat membuat biopori dalam peluncuran Gerakan Mbah DIrjo di Kelurahan Giwangan, Sabtu (29/7/2023). - Harian Jogja/Triyo Handoko

Solopos.com, JOGJA – Penjabat (Pj) Wali Kota Jogja, Singgi Raharjo, mengajak warga mengelola limbah dan sampah dengan membuat biopori. Ajakan ini dicetuskan melalui gerakan mengolah limbah dan sampah dengan biopori ala Jogja atau yang disingkat Mbah Dirjo.

Gerakan Mbah Dirjo diluncurkan di Kelurahan Giwangan, Kota Jogja, Sabtu (29/7/2023). Singgih menilai biopori bisa menjadi solusi yang patt dicoba untuk mengatasi masalah sampah di Jogja. Biopori juga dianggap ampuh dalam mengurangi sampah organik yang mendominasi di Jogja.

Promosi Pemimpin Negarawan yang Bikin Rakyat Tertawan

Lewat model pengelolaan biopori untuk menampung sampah organik, Singgih optimistis volume sampah di wilayah Kota Jogja dapat ditekan. “Kalau volume sampahnya menurun maka umur TPA Piyungan juga akan semakin lama, sehingga tidak akan ada lagi situasi darurat sampah,” ujarnya.

Pemkot Jogja, lanjut Singgih, terus berupaya mengatasi masalah sampah di wilayahnya. “Berbagai depo kini sudah dibuka, pengiriman sampah ke TPA Piyungan juga juga sudah dilakukan sesuai jatah alokasi yang ada. Ke depan, program pengurangan volume sampah akan kian digencarkan,” katanya.

Singgih juga meminta warganya untuk tidak membuang sampah di jalanan. “Karena depo sudah buka maka silakan dibuang ke depo, atau menahan diri dengan mulai menggunakan biopori untuk sampah organik,” terangnya.

Daripada membuang sampah ke tepi jalan yang dapat mengganggu kepentingan bersama, sambung Singgih, lebih baik dilakukan pembuatan biopori. “Kota Jogja ini juga memiliki kekhasan dalam bioporinya,” jelasnya.

Sekretaris Daerah (Sekda) Jogja, Aman Yuriadijaya, yang turut mengikuti kegiatan tersebut menyebut terdapat beragam jenis biopori yang dapat dibuat masyarakat secara swadaya. “Paling tidak ada tiga jenis biopori ala Jogja, biopori jumbo darurat, biopori reguler, dan biopori jumbo,” katanya.

Aman yang juga Ketua Forum Bank Sampah Kota Jogja ini menyebut pembuatan biopori dapat dilakukan dengan mudah oleh masyarakat luas. “Kami juga akan sosialisasikan biopori ini lebih gencar lagi di forum-forum bank sampah supaya dapat dicontoh bersama,” ucapnya.

Selain untuk meminimalisasi pembuangan sampah ke tepian jalan, menurut Aman, biopori juga hemat digunakan. “Jelas dapat mengurangi volume sampah dan biopori ini hasilnya juga bisa digunakan bersama yaitu kompos atau pupuk,” paparnya.

Dilansir dari laman kkn.undip.ac.id, biopori merupakan metode membuat resapan air kecil menggunakan pipa paralon yang kegunaannya bisa membuat sampah daun atau organik menjadi pupuk kompos alami. Selain itu, biopori juga berguna sebagai serapan air agar mencegah banjir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya