SOLOPOS.COM - Ilustrasi layanan pegawai PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). (JIBI/Solopos/Dok.)

Listrik bertenaga angin bakal dibangun di sepanjang pesisir selatan Bantul, DIY.

Solopos.com, BANTUL — Pembangkit listrik tenaga angin dipastikan dibangun pada 2017 mendatang di sepanjang pesisir selatan Kabupaten Bantul. Investor dan Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah menyepakati harga jual listrik.

Promosi Sejarah KA: Dibangun Belanda, Dibongkar Jepang, Nyaman di Era Ignasius Jonan

Kepastian pembangunan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) pertama di Indonesia itu diungkapkan, otoritas UPC Jogja Bayu, investor yang akan membangun pembangkit listrik ramah lingkungan itu di Bantul.

Manager Pengembangan UPC Bantul, Nico Priambodo menyatakan, pihaknya baru saja menyepakati harga jual listrik tenaga angin dengan PLN yang akan membeli energi alternatif itu. Selama ini, kesepakatan mengenai harga jual listrik sempat menunda

Kelanjutan investasi hingga berbulan-bulan. “Harga listriknya yang jelas di bawah angka Rp1.500 per kilo watt per jam. Memang lebih mahal dari harga listrik dengan bahan bakar batu bara, tapi kompetitif,” terang Nico ditemui akhir pekan lalu.

Kendati harganya lebih mahal dibanding listrik berbahan bakar batu bara, namun ke depan harga tersebut diprediksi menjadi murah sebab ketersediaan bahan bakar angin tidak terbatas seperti halnya batu bara, sehingga harga listrik tidak terpengaruh dengan kenaikan harga bahan bakar di pasaran.

Dengan kesepakatan harga tersebut, selanjutnya tinggal mengesahkannya ke dalam dokumen formal sembari menunggu proses perizinan amdal (analisis mengenai dampak lingkungan) dari pemerintah DIY. Ia yakin dari sisi dampak lingkungan kincir angin itu tidak berdampak negatif, lantaran tidak menghasilkan emisi seperti halnya listrik berbahan bakar konvensional.

UPC menargetkan, peletakan batu pertama pembangunan kincir terlaksana pada semester ke dua 2016. Pembangunan 25 kincir masing-masing berdiameter 15 x 20 meter dengan ketinggian antara 80 hingga 180 meter itu diprediksi memakan waktu delapan hingga sepuluh bulan. “Jadi kami targetkan 2017, listrik ini sudah beroperasi,” ujarnya.

Investasi oleh investor asal Amerika Serikat itu menelan biaya hingga Rp1,8 triliun. Listrik yang dihasilkan dari tenaga angin itu selanjutnya disalurkan oleh PLN ke konsumen. Baik untuk keperluan rumah tangga maupun industri.

Murjito, warga Desa Poncosari Srandakan Bantul mengatakan, pemasangan patok untuk lokasi kincir itu telah dilakukan. “Di desa sini saja lebih dari tiga patok telah dipasang,” paparnya.

Mayoritas kincir berdiri di atas area Sultan Grond (SG). Berada 200 meter dari bibir pantai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya