SOLOPOS.COM - Ilustrasi PNS (JIBI/Solopos/Antara)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Tingginya kasus perceraian di Gunungkidul yang melibatkan pegawai negeri sipil mendapat tanggapan miring dari elemen masyarakat. Salah satunya diungkapkan Aktivis Lembaga Kajian Studi Sosial Gunungkidul, Aminudin Aziz.

Menurut dia, PNS harusnya mampu menjadi tauladan dan memberikan contoh yang baik kepada masyarakat. “Memang perceraian bisa terjadi pada siapa saja namun posisi PNS ini berbeda karena dipandang memiliki posisi penting di masyarakat,” katanya, Jumat (8/8/2014).

Promosi Komeng The Phenomenon, Diserbu Jutaan Pemilih Anomali

Dia menjelaskan, mungkin dari sisi agama, perceraian merupakan hal yang diperbolehkan. Namun, tindakan ini sebisa mungkin untuk dihindari, karena Tuhan Yang Maha Esa membenci tindakan perpisahan tersebut.

“Inti dari berkeluarga adalah untuk membentuk keluarga bahagia dan sejahtera. Jadi, prinsip ini yang harus dipegang oleh setiap manusia dan sebisa mungkin menjauh dari tindakan itu,” katanya.

Aziz menilai perceraian yang dilakukan PNS umumnya dilakukan lebih karena tak lagi ada kecocokan dalam berumah tangga. Sementara, dari sisi ekonomi, pasangan ini tidak mengalami masalah. Namun, yang menjadi ironis dorongan perceraian menjadi kuat dikarenakan kemampuan finansial di keduabelah pihak.

“Kalau ini sampai terjadi menjadi hal yang bertolak belakang. Kesejahteraan PNS diberikan supaya kehidupan mereka sejahtera, bukannya malah memperkuat ego masing-masing dan berpandangan bisa hidup sendiri dengan penghasilan yang diperoleh,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya