Jogja
Selasa, 23 Januari 2018 - 11:20 WIB

Pohon Tumbang dan Tanah Bergerak Jadi Ancaman

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pohon tumbang. (JIBI/Solopos.com/Dok.)

Ancaman pohon tumbang tak bisa disepelekan

Harianjogja.com, JOGJA-Beberapa hari terakhir, DIY diterpa angin kencang dan diguyur hujan deras. Pohon tumbang dan tanah bergerak menjadi ancaman yang tak bisa disepelekan karena puncak musim hujan akan bertahan hingga tiga pekan ke depan.

Advertisement

Berdasarkan data yang dihimpun Pusat Pengendalian dan Operasi (Puspalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY selama tiga hari pada Jumat (19/1/2018) sampai Minggu (21/1/2018), 143 pohon tumbang  akibat hujan dan angin. Pohon tumbang paling banyak berada di Bantul dan paling sedikit di Jogja.

Senin (22/1/2018), hujan deras kembali menumbangkan pohon dan mengakibatkan kerugian. Avanza hitam bernomor polisi AB 1265 FB tertimpa pohon waru saat melintas di ruas jalan Pleret di Dusun Kedaton, Desa Pleret. Untungnya, mobil itu hanya berisi satu orang, yakni si pengemudi. “Karena yang kena bagian belakang, sopir di depan aman. Nihil korban jiwa,” kata dia.

Advertisement

Senin (22/1/2018), hujan deras kembali menumbangkan pohon dan mengakibatkan kerugian. Avanza hitam bernomor polisi AB 1265 FB tertimpa pohon waru saat melintas di ruas jalan Pleret di Dusun Kedaton, Desa Pleret. Untungnya, mobil itu hanya berisi satu orang, yakni si pengemudi. “Karena yang kena bagian belakang, sopir di depan aman. Nihil korban jiwa,” kata dia.

Kemarin, 12 pohon di lima wilayah DIY tumbang, meliputi masing-masing dua di Bantul, Kulonprogo, Gunungkidul, dan Kota Jogja, serta empat di Sleman. Angin dan hujan juga mengakibatkan longsor di dua lokasi di Kulonprogo dan empat lokasi di Sleman.

Anggota Komisi A DPRD DIY Rendradi Suprihandoko menyatakan banyaknya pohon tumbang menunjukkan antisipasi terhadap cuaca ekstrem, baik oleh Pemda DIY maupun pemerintah di tingkat kabupaten dan kota belum maksimal. “Gerakan yang lebih intensif masih diperlukan, yakni inventarisasi pohon-pohon yang sudah berumur tua dan potensial roboh serta membahayakan lingkungan,” ujar dia melalui pesan pendek, Senin.

Advertisement

Menurut dia, meski jumlahnya banyak, level kerusakan yang disebabkan pohon tumbang tidak terlalu besar sehingga langsung ditangani sukarelawan dan BPBD di masih-masing daerah. Hingga kini kerugian yang timbul belum dihitung. Dia mengatakan BPBD DIY tidak bisa mendata pohon di semua wilayah sendirian. Biwara mengharapkan komunitas sukarelawan, misalnya forum pengurangan risiko Bencana yang ada di desa-desa bisa lebih aktif.

“Sebenarnya perlu kesadaran bersama. Masyarakat harus peka terhadap lingkungan. Kalau kemudian perlu bantuan untuk memangkas pohon, bisa melapor BPBD kabupaten dan provinsi,” ucap dia.

Pohon yang berpotensi tumbang, lanjut Biwara, adalah pohon berusia tua tua, tumbuh miring dan menanggung beban terlalu berat, karena saking rimbunnya dedaunan dan ranting. Masyarakat yang menemukan tanda-tanda tersebut dia minta segera segera melapor ke BPBD. “Saya berharap bencana kemarin bisa dijadikan pengalaman untuk langkah antisipasi.”

Advertisement

Antisipasi mesti dilakukan sebab Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY memprediksi puncak musim hujan datang pada pekan ini hingga pertengahan Februari nanti.  Intensitas dan curah hujan akan meningkat di seluruh wilayah DIY.

“Mulai 22 Januari sampai sekitar 15 Februari, DIY masuk puncak musim hujan. Hujannya akan lebat, rutin, dan merata ke seluruh DIY,” ujar Kepala Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG Jogja Djoko Budiyono.

Manajer Pusdalops BPBD DIY Danang Samsurizal meminta agar masyarakat meningkatkan kewaspadaannya. “Banjir, tanah longsor, sambaran petir dan pohon tumbang dapat terjadi di seluruh wilayah DIY,” ujar dia.

Advertisement

Danang meminta warga mengurangi aktivitas di luar rumah ketika hujan deras turun. Lereng yang berpotensi longsor, bangunan yang rapuh, pohon yang terlalu rimbun, jaringan listrik, dan tiang, juga mesti dihindari.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif