Jogja
Kamis, 2 Januari 2014 - 11:46 WIB

Polda DIY Kesulitan Ungkap Kejahatan di Dunia Maya

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/dok)

Harianjogja.com, SLEMAN—Kejahatan dunia maya diprediksi bakal menjadi tren pada 2014. Selama ini, polisi masih belum mampu mengungkap kejahatan versi digital itu.

Kapolda DIY Brigjen Haka Astana mengakui pihaknya belum mampu mengungkap kasus kejahatan dunia maya. Sejumlah laporan yang masuk antara lain penipuan melalui telepon, ponsel serta jual beli sistem online melalui salah satu pasar di dunia maya.

Advertisement

Sulitnya pengungkapan disebabkan oleh keterkaitan banyak hal seperti perbankan dan lainnya. Saat ini satu-satunya langkah yang bisa ditempuh yakni memaksimalkan tindak pencegahan, sehingga korban tidak terus tambah. Ia memprediksi kejahatan lewat dunia maya bakal menjadi tren pada 2014.

“Dunia maya masih banyak korban ini yang belum dapat kami atasi. Karena ini keterkaitannya banyak, dengan bank dan lainnya. Nah preventifnya saya mohon untuk bisa saling komunikasi,” ungkapnya di Mapolda DIY, baru-baru ini.

Kasubdit III Pidana Tertentu, Ditreskrimsus Polda DIY, AKBP Supono menambahkan dari sejumlah aduan masyarakat tentang kejahatan dunia maya, paling banyak didominasi oleh adanya korban tertipu saat belanja online.

Advertisement

Sebagian besar korban berstatus pelajar atau mahasiswa. Adapun modus yang kerap digunakan pelaku yaitu menawarkan barang dengan harga lebih murah dari rata-rata harga di pasaran.

Supono memberikan beberapa tips untuk mengetahui penjual online yang abal-abal alias penipu. Mencoba menghubungi nomor penjual, jika diajak bertemu tidak bersedia maka 90% orang tersebut akan melakukan penipuan.

Tetapi jika penjual online bersedia bertemu namun mengajukan syarat terlebih dahulu diminta mengirim uang muka (DP), maka bisa dikatakan dugaan akan menipu.

Advertisement

“Ada juga modus mendapatkan hadiah. Jika hadiah dikirim melalui sms, sebaiknya dibaca sampai akhir. Jika di akhir sms disebutkan nama operator dan nomor ponsel. Itu penipuan,” imbuhnya.

Kemudian modus hadiah dari perusahaan, sebaiknya dicek pada perusahaan yang bersangkutan. Jangan terburu mentransfer uang atau setuju dengan arahan operator yang belum dikenal.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif