Jogja
Rabu, 3 Juni 2015 - 03:40 WIB

POLEMIK SABDA RAJA : Muhammadiyah Pilih Netral

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Ilustrasi (id.wikipedia.org)

Polemik Sabda Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat menuai respons sejumlah pihak. Muhammadiyah secara kelembagaan menyatakan tidak ingin mengomentarinya dan memulih netral

Advertisement

 

Harianjogja.com, JOGJA-Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bidang Tarjih dan Tajdid, Yunahar Ilyas mengatakan polemik Sabda Raja dan Dawuh Raja merupakan persoalan internal Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Muhammadiyah secara kelembagaan tidak ingin mengomentarinya.

Adapun perbedaan pandangan bagi warga Muhammadiyah, diakuinya, hanya di dalam hati. “Biarlah, itu urusan Kraton. Muhammadiyah ambil posisi netral,” kata Yunahar kepada Harian Jogja di kantor PP Muhammadiyah di Jalan Cik Ditiro, Jogja, 18 Mei lalu.

Advertisement

Sementara itu aktivis Gerakan Rakyat Yogyakarta (GRY), Gazali mengatakan alangkah baiknya polemik internal Kraton diselesaikan oleh keluarga trah HB I-HB X. “Masyarakat harus menunggu,” katanya saa dihubungi melalui telepon selular, Selasa (2/6/2015)

Ia berpendapat, persoalan internal Kraton sudah ada contoh yang patut diteladani, yakni HB IX. HB IX saat itu tidak menunjuk siapa penggantinya sebelum wafat, padahal HB IX memiliki banyak anak laki-laki.

Menurutnya, HB IX ingin memberikan pembelajaran demokrasi pada anak-anaknya sekaligus menguji sejauh mana anak-anaknya memahami paugeran Kraton, karena paugeran tidak menjelaskan apakah penerus tahta itu anak tertua.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif