SOLOPOS.COM - Ilustrasi taksi Uber (townhall.com)

Polemik taksi online diharapkan dapat selesai dengan saling mengisi.

Harianjogja.com, JOGJA — Permasalahan taksi online yang memunculkan penentangan dari kalangan taksi konvensional, dapat diselesaikan dengan duduk bersama untuk saling bersinergi.

Promosi Uniknya Piala Asia 1964: Israel Juara lalu Didepak Keluar dari AFC

Baca Juga : POLEMIK TAKSI ONLINE : “Duduk Bersama” untuk Bersinergi

Belum lama ini, Ekonom Unika Atma Jaya Prasetyantoko menyampaikan jika secara legal keberadaan ojek online diperbolehkan, maka akan ada dinamika tersendiri yang muncul antara taksi konvensional dan online.

Disparitas harga taksi online dengan konvensional menjadi alasan salah satu pelanggan asal Jogja menggunakan jasa taksi online. Shelvi Komala salah satu warga Mergangsan memilih menggunakan taksi online karena ada selisih harga Rp5.000 lebih murah untuk tujuan dan jarak tempuh yang sama.

Ia mengakui, dari segi penguasaan komunikasi, driver taksi konvensional memang lebih fasih karena sudah terbiasa melayani konsumen. Namun berbeda halnya dengan driver taksi online yang berangkat dari latar belakang apapun dan tidak mendapat pelatihan cara melayani konsumen, pelayanan ia rasa kurang maksimal.

“Tapi kalau saya tetap cari mana yang murah,” ujarnya.

Ia hanya bisa berharap agar Pemerintah mempertimbangkan lagi desakan para sopir taksi konvensional yang melarang taksi online beroperasi. Menurutnya, bagaimanapun juga keberadaan taksi online saat ini menjadi kebutuhan masyarakat akan layanan yang cepat dan praktis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya