SOLOPOS.COM - Para pengemudi taksi argometer saat menggelar aksi di halaman kantor Dinas Perhubungan (Dishub) DIY, Rabu (12/7/2017). (Arief Junianto/JIBI/Harian Jogja)

Polemik taksi online, permenhub dan pergub dinilai belum diterapkan maksimal

Harianjogja.com, JOGJA–Puluhan sopir taksi argometer yang tergabung dalam Komunitas? Pengemudi Taksi Argometer Yogyakarta (KOPETAYO) kembali menggelar aksi protes. Kali ini, aksi yang mereka gelar di halaman kantor Dinas Perhubungan (Dishub) DIY, Rabu (12/7/2017) masih seputar tuntutan terhadap ketidaktegasan pemerintah dalam menerapkan regulasi, baik Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 26/2017 maupun Peraturan Gubernur (Pergub) DIY.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Baca Juga : POLEMIK TAKSI ONLINE : Pemerintah Tak Tegas Lakukan Penindakan

Dari pantauan Harianjogja.com, puluhan pengemudi taksi argometer memenuhi halaman kantor Dishub DIY sejak pukul 08.00 WIB. Aksi protes mereka awali dengan pembacaan tahlil untuk mendiang Norma Aji, kawan mereka sesama pengemudi taksi argometer yang meninggal lantaran sakit setelah mengikuti aksi serupa beberapa waktu lalu. Selain beberapa spanduk bernada protes, mereka juga memajang sebuah keranda bertutupkan kertas berwarna hijau.

Sayangnya, saat menggelar aksi tersebut, pucuk pimpinan Pelaksana Tugas (plt) Kepala Dishub DIY Gatot Saptadi serta Kepala Bidang Angkutan Darat yang selama ini fokus menangani polemik angkutan sewa khusus itu, sedang berada di luar kota. Alhasil, massa hanya ditemui oleh Kepala Kantor Pengendalian Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Dishub DIY Erwin Istiawan.

“Kami hanya tuntut pemerintah [Dishub DIY] untuk bertindak. Bukan cuma janji-janji seperti selama ini saja,” ucap  Sutiman, Ketua KOPETAYO saat ditemui di sela aksi demonstrasi.

Hal itu dibenarkan oleh salah satu pengemudi taksi argometer lainnya, M.Amin Abdullah. Ia yang juga merupakan Penasehat KOPETAYO tersebut menegaskan tak akan memberikan waktu lagi bagi pemerintah untuk melakukan audiensi dengan pihaknya. ”

“Ini harus jadi aksi kami yang terakhir. Tidak ada audiensi-audiensi lagi. Keputusan harus ada hari ini juga,” ucapnya.

Ia menilai pernyataan pihak penyedia taksi sewa khusus terkait kepemilikan badan hukum yang menaungi jasa taksi tersebut, tidaklah benar. Dirinya mengklaim, hal itu tak lebih dari sekadar pembelaan belaka. Bahkan, untuk membuktikannya, ia siap menantang pihak penyedia jasa taksi sewa khusus itu untuk menunjukkan bukti-bukti legal terkait perusahaan berbadan hukum yang mereka klaim tersebut.

“Saya jamin seratus persen, mereka itu personal, bukan di bawah perusahaan. Wong mereka itu samben [pekerjaan sambilan],” ujarnya.

Terkait hal itu, Erwin Istiawan membantah keras tuduhan adanya ‘main mata’ tersebut. Ia berani bersumpah tidak ada uang sepeserpun yang diterima oleh pemerintah terkait polemik ini.

Jika terkesan lamban, diakuinya, itu lantaran awal Juli lalu pemerintah masih disibukkan dengan persoalan arus mudik dan balik Lebaran 2017.

“Jadi sama sekali tidak ada niat kami abai,” tegas Erwin.

Tak hanya itu, Erwin pun mengaku siap untuk memenuhi tuntutan para pengemudi taksi argometer tersebut untuk melakukan penindakan terhadap taksi sewa khusus. Operasi penertiban itu sejatinya sudah ia lakukan secara rutin.

“Tapi tak apa. Kami akan lebih fokuskan operasi pada angkutan sewa khusus itu,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya