Jogja
Senin, 7 April 2014 - 14:57 WIB

POLITIK UANG : Warga Tak Lapor karena Dapat Manfaat

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Dok)

Harianjogja.com, BANTUL– Meski politik uang sudah menjadi rahasia umum, warga memilih untuk tidak melaporkan ke aparat berwenang karena mereka mendapat manfaat dari tindakan yang tergolong pidana pemilu itu.

Ditambah lagi kesulitan warga untuk memegang bukti aksi politik uang tersebut.

Advertisement

Irwan, warga Desa Pleret Kecamatan Pleret Bantul mengungkapkan aksi curang para caleg peserta pemilu. Tim sukses caleg, menurut dia, mendatangi rumah warga dan membagikan uang senilai Rp50.000. “Hampir semua caleg begitu, parah kalau di Pleret ini,” ungkapnya, Minggu (6/4/2014).

Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Bantul, Retno Harjanti Iriani yang menjadi tim Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu) mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap serangan politik uang.

Modusnya, kata dia, bisa melalui tukang sayur yang masuk ke kampung-kampung. “Ibu-ibu kan menjadi langganan tukang sayur. Bisa mudah dipengaruhi,” ungkap Retno akhir pekan lalu.

Advertisement

Retno mengaku pernah menemui kejadian yang ia ceritakan. Dikatakannya, jelang hari H pencoblosan 9 April mendatang, kemungkinan aksi politik uang semakin masif, sebab waktu yang dimiliki caleg untuk memperngaruhi pemilih tidak lama lagi.

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci : Politik Uang Bantul
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif