SOLOPOS.COM - WISATA—Beberapa murid SD melintas di sumber air di Desa Ponjong, Kecamatan Ponjong, Senin (5/3). Mata air itu akan dijadikan kawasan konservasi dan objek wisata dengan dibangunnya waterboom mini.(JIBI/HARIAN JOGJA/ENDRO GUNTORO)

Endro Guntoro/JIBI/Harian Jogja

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

WISATA—Beberapa murid SD melintas di sumber air di Desa Ponjong, Kecamatan Ponjong, Senin (5/3). Mata air itu akan dijadikan kawasan konservasi dan objek wisata dengan dibangunnya waterboom mini.(JIBI/HARIAN JOGJA/ENDRO GUNTORO)

GUNUNGKIDUL—Desa Ponjong, Kecamatan Ponjong  segera memiliki waterboom mini. Pembangunan wahana hiburan di sumber mata air Ponjong itu merupakan program pembangunan kawasan konservasi melalui PNPM Perkotaan senilai Rp1 miliar.

Direktur Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Ponjong, Anang Sutrisno mengatakan, pembangunan kawasan konservasi Ponjong dibagi dalam lima paket yang saling terkait di sumber mata air. Kelimanya adalah taman sepanjang jalan masuk, cor blok dan talut, pagar hidup dan lampu taman, penampungan air untuk warga dan serta waterboom mini. Waterboom mini akan menjadi badan usaha milik desa

“Kami ingin mengembangkan wisata melalui waterboom. Namun, tempat untuk mencuci dan mandi tetap kami pertahankan dengan pemisahan jenis air yang ada, termasuk untuk pengairan pertanian,” kata Anang, Senin (5/3).

Sumber anggaran untuk waterboom senilai Rp1 miliar diperolah setelah Desa Ponjong menyabet peringkat ketiga lomba desa tingkat nasional pada 2011. Anggaran PNPM Perkotaan senilai Rp1 miliar terbagi untuk dua jenis kegiatan. Lima paket pembangunan menghabiskan Rp700 juta sedangkan perencanaan dan pemasaran menghabiskan Rp300 juta.

“Website dan buklet sebagai panduan pemasaran wisata Ponjong sudah kami publikasikan,” imbuhnya.

Kepala Desa Ponjong Hasyim menambahkan pembangunan waterboom mini merupakan buah dari prestasi yang diraih Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Mandiri yang berkiprah sejak 2004. Pembangunan sumber air di Ponjong diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Saat ini tercatat 60 keluarga menggunakan mata air Ponjong untuk mencuci dan mandi tiap hari.

Menurutnya pembangunan kawasan konservasi Ponjong telah dipaparkan secara rinci kepada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Gunungkidul.

Terpisah, tokoh masyarakat Ponjongm, Aris menyambut baik program pengembangan mata air Ponjong menjadi kawasan konservasi sekaligus objek wisata. Ia berharap inovasi pembangunan itu tetap mempertahankan pemanfaatan sumber air untuk penghidupan warga.

“Distribusi air ke rumah warga dan pembangunan waterboom membutuhkan air yang cukup besar. Kami ingin ada kajian mendalam untuk mengetahui debit air yang dihasilkan dari mata air untuk mencukupi banyak kebutuhan,” ungkap Aris.

Nungki Baskoro, tokoh pemuda Ponjong juga berharap pembangunan waterboom jangan sampai meninggalkan nilai-nilai tradisi lokal.

“Selama ini banyak warga yang masih menggunakan sumber air untuk memenuhi kebutuhan setiap hari. Itu yang harus dikedepankan,” katanya. (ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya