Pornografi Sleman, kecanggihan dan harga teknologi yang murah menjadi penyebab.
Harianjogja.com, SLEMAN — Salah satu akar masalah yang membuat kasus kekerasan seksual pada anak-anak meningkat akibat banyaknya konten, informasi dan gambar yang mengandung unsur pornografi. Pemerintah dan masyarakat diharapkan saling mendukung untuk meminimalisasi masalah tersebut.
Promosi Tragedi Kartini dan Perjuangan Emansipasi Perempuan di Indonesia
Baca Juga : PORNOGRAFI SLEMAN : Teknologi Canggih & Murah Permudah Anak Mudah Akses Konten Dewasa
Bupati Sleman Sri Purnomo mengakui maraknya pornografi akan berdampak pada munculnya kejahatan seksual. Untuk melindungi generasi muda agar tidak terdampak pornografi, katanya, Pemkab menginisiasi desa ramah anak dan gerakan Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM). Pemkab juga melakukan inisiasi pendirian sekolah ramah anak, pencegahan bullying dan sosialisasi pencegahan kekerasan seksual di sekolah-sekolah.
Sampai saat ini, katanya, di wilayah Sleman terbentuk 56 Desa Ramah Anak, 56 Sekolah Ramah Anak, dan 56 Satgas Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Desa.
“Beberapa sekolah juga mengimplementasikan larangan bagi siswa membawa Ponsel. Masalah pornografi akan terwujud jika ada sinergi antara Pusat dan Daerah dalam penanganan dan pencegahan pornografi,” usulnya, di sela-sela Sosialisasi Pencegahan dan Penanganan Pornografi di Westlake Resort & Resto, Rabu (19/4/2017).
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Sleman Mafilindati Nuraini menambahkan, masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD) memiliki peran dan fungsi yang berbeda dalam upaya mencegah dan melindungi anak dari konten pornografi.
“Meski memiliki fungsi dan wewenang berbeda, namun masing-masing OPD selalu melakukan koordinasi,” katanya.