SOLOPOS.COM - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (JIBI/Solopos/Antara/Andika Wahyu)
Pemberantasan kejahatan perikanan harus dilakukan seluruh negara di dunia.
Harianjogja.com, SLEMAN- Kejahatan perikanan berdampak negatif bagi negara-negara di dunia. Di Indonesia, setiap tahun kerugiannya mencapai triliunan rupiah.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiatuti menyampaikan, pemberantasan kejahatan perikanan harus dilakukan seluruh negara di dunia. Di Indonesia, pemberantasan kejahatan perikanan terus dilakukan. Bahkan, pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bertekad menjadikan laut di wilayah Indonesia sebagai masa depan bangsa.
“Kami lakukan step-step, dianalisis dan evaluasi. Semua diawali dengan moratorium penangkapan ikan oleh kapal-kapal besar selama setahun. Kemudian dilakukan larangan transshipment. Kami evaluasi kegiatan illegal fishing yang terjadi,” ungkap Susi di Hotel Hyatt Sleman, Senin (10/10/2016).
Menurut hasil analisis dan evaluasi menunjukkan, sebanyak 1.132 kapal eks asing terbukti melakukan kejahatan perikanan (fisheries crime). Kapal-kapal itu bukan hanya terlibat kejahatan perikanan tetapi juga kejahatan kemanusiaan (human trafficking), perbudakan hingga penyelundupan narkotika. “Di sana juga terjadi drugs smuggling yang merusak generasi anak muda Indonesia. Kalau dibiarkan itu akan melemahkan masa depan bangsa,” lanjutnya.
Susi menyebut, kejahatan perikanan juga mengakibatkan negara rugi hingga triliunan rupiah. Kerugian tersebut salah satunya dialami sektor bahan bakar minyak. Pasalnya, kapal-kapal asing tersebut mencuri minyak di perairan Indonesia. “Minyak itu dipakai untuk melakukan penangkapan ikan secara ilegal di perairan kita,” katanya.