SOLOPOS.COM - Calon siswa berkumpul di halaman SMK Negeri I Wonosari untuk memantau perkembangan penerimaan siswa baru di sekolah tersebut, Kamis (3/7/2014). (David Kurniawan/JIBI/Harian jogja)

Persaingan yang ketat dalam penerimaan siswa baru membuat calon siswa serta orang tua memiliki strategi untuk mendapatkan sekolah yang diinginkan. Berikut laporan wartawan Harian Jogja, Kusnul Isti Qomah dan David Kurniawan.

Wajib belajar sembilan tahun telah dicanangkan oleh pemerintah. Ketika anak sudah menginjak kelas enam sekolah dasar, bayangan melanjutkan sekolah menengah pertama yang ingin dituju pun mulai dipikirkan.

Promosi Tragedi Bintaro 1987, Musibah Memilukan yang Memicu Proyek Rel Ganda 2 Dekade

Pengamatan terhadap sekolah-sekolah yang ada juga dilakukan jauh-jauh hari. Setiap sekolah mulai ditilik kualitasnya. Seperti yang dilakukan Subandi dan anaknya, Satriya Wahyu Wijaya.

“Sebelum lulus, saya dan anak diskusi soal SMP yang ada. Dan anak sendiri yang memutuskan,” ujar dia usai mengantarkan anaknya mendaftar di SMPN 2 Wonosari, Kamis (3/7/2014).

Ketika lulus ujian, strategi untuk memilih sekolah pun segera dipikirkan. Misalnya dengan memilih sekolah yang dituju mulai dari yang terfavorit seperti yang dilakukan Subandi. Pertama ia menuju SMPN 1 Wonosari dan mengambil formulir.

“Yang penting ambil formulir dulu. Tapi juga melihat nilai yang bersaing. Di SMPN 1 Wonosari nilainya tinggi-tinggi sedangkan nilai anak saya 25,45. Yang berada di bawah anak saya hanya beberapa orang,” lanjut dia.

Usai melihat peluang anaknya di SMPN 1 Wonosari, ia pun bergeser ke SMPN 2 Wonosari. Ia melihat persaingan juga cukup ketat. Namun anaknya tetap mencoba untuk mendaftar dengan harapan bisa lolos.

Meski begitu Subandi tetap memiliki  rencana cadangan. Jika putranya tak mampu bersaing maka di detik-detik terakhir pendaftaran yakni 5 Juli ia berencana mendadtarkan anaknya di SMPN 1 Playen.

Namun tak semua orang tua maupun anak memiliki strategi. Misalnya saja salah satu orang tua siswa dari SD Siraman. Wanita yang enggan menyebutkan namanya itu mengaku tidak memiliki rencana cadangan jika anaknya tak diterima di SMPN 2 Wonosari.

“Ya hanya menuju di SMPN 2 Wonosari. Rencana berikutnya belum tau,” ujar dia. Kemarin merupakan hari pertama pendaftaran siswa baru untuk SMP.

Di SMK Negeri I Wonosari, ratusan calon siswa baru berkumpul di halaman sekolah. Mereka dengan teliti melihat setiap detail informasi terbaru terkait penerimaan siswa baru di sekolah tersebut.

Kepala Sekolah SMK Negeri I Wonosari, Muji Mulyanto mengakui bila hari terakhir pendaftaran taka da peningkatan signifikan terhadap calon
siswa baru. Pasalnya, hingga penutupan pukul 14.00 WIB, penambahan pendaftar tidak lebih dari 100 orang.

“Kisarannya hanya 40-an siswa yang mendaftar, karena di hari kedua kemarin sudah ada 600 siswa yang mendaftar,” katanya.

Menurut dia, hari terakhir pendaftaran digunakan calon siswa baru untuk melakukan pemantauan apakah nilai mereka tetap aman masuk di sekolah yang diinginkan atau tidak. Akibatnya, banyak siswa yang mencabut pendaftaran kemudian mendaftar di sekolah lain.

“Kalau di kami data terkini terus disampaikan, karena kami juga terus menginformasikan jurusan-jurusan mana yang masih memiliki daya
tampung. Jadi ada dua pilihan, mau pidah jurusan atau mendaftar di sekolah lain,” katanya.

Muji mengakui bila tidak semua pendaftar bisa diterima semua. Pasalnya, untuk tahun ini SMK tersebut hanya menyediakan 416 siswa baru.

Sehingga, dipastikan aka nada calon siswa yang tersisih. “Kami terima sesuai dengan standar yang telah kami tentukan. Jadi, siswa-siswi yang tak memenuhi persyaratan kami terpaksa menolaknya, karena kami juga terbatas pada kuota yang ada,” ungkapnya.

Tak jauh beda juga terlihat di SMA Negeri I Wonosari, puluhan siswa dengan seksama melihat tiap perubahan yang terjadi di papan pengumuman penerimaan siswa baru di sekolah tersebut. Menurut Kepala Sekolah SMA Negeri I Wonosari, Tamsir mengakui bila persaingan tahun ini lebih ketat dibandingkan seleksi di tahun lalu.

Meski dari sisi kuota tetap sama, namun dari sisi nilai calon pendaftar mengalami peningkatan. Gambarannya, apabila pada tahun lalu hanya ada empat orang yang memiliki nilai 38 ke atas, maka tahun ini meningkat menjadi 25 siswa.

“Kita tidak mau berspekulasi apa penyebab tingginya nilai para siswa. Yang jelas ada kenaikan bila dibandingkan tahun lalu,” ungkapnya.

Dia menambahkan, apabila tahun lalu calon siswa yang memiliki nilai 33 masih memiliki kesempatan untuk masuk di SMA Negeri I Wonosari, maka tahun ini dipastikan akan mengalami kegagalan. Pasalnya, nilai terendah yang mendaftar saat ini 34,05. Pemilik nilai ini, kata Tamsir, juga belum tentu diterima, karena kuota yang juga terbatas.

“Kami hanya menerima 216 siswa baru, tapi yang mendaftar lebih dari kuota yang tersedia,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya