SOLOPOS.COM - Salah satu calon siswa SMK 3 Kasihan mengikuti tes praktek yang digelar di sekolah tersebut, Kamis (8/6/2017). (Arief Junianto/JIBI/Harian Jogja)

PPDB 2017 tak seluruh sekolah terapkan pendaftaran online

Harianjogja.com, BANTUL –Tak ingin kecolongan kualitas siswanya, tiga Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) seni di Bantul sepakat menggelar penerimaan siswa baru secara manual. Padahal, mulai tahun ini, penerimaan siswa baru sudah dilakukan dengan cara online.

Promosi Mali, Sang Juara Tanpa Mahkota

Diakui Kepala SMK 3 Kasihan Rahmat Supriyono, hal itu sengaja dilakukannya. Sejak awal, kata dia, tiga sekolah seni, yakni SMK 1,2, dan 3 Kasihan memang sudah sepakat menolak penyelenggaraan penerimaan siswa baru secara online.

Menurutnya, sebagai sekolah kejuruan seni, penerimaan siswa baru secara online bisa menjadi bumerang. Pasalnya, dalam sistem penerimaan siswa baru secara online, tidak ada skema ujian praktek.

“Padahal kami mutlak memerlukan itu [ujian praktik]. Itulah kami, tiga sekolah seni di sini sepakat untuk tetap menggelarnya secara manual,” katanya saat ditemui di selasar sekolah yang akrab dikenal Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) itu, Kamis (8/6/2017).

Lebih jauh ia menjelaskan, ujian praktik itu berperan penting dalam menjaga kualitas pendidikan di sekolahnya. Tanpa adanya ujian praktik, ia khawatir akan menerima siswa tanpa kompetensi yang mumpuni. Oleh karena itulah, ia menempatkan bobot tes praktek itu setara dengan bobot Nilai Ebtanas Murni (NEM) siswa pendaftar.

“Jangan sampai kami seperti memilih kucing dalam karung,” tegasnya.

Animo Tinggi, Kelas Baru Dipersiapkan

Selain itu, meski penerimaan siswa baru dilakukan secara manual, animo pendaftar diakuinya tetap tinggi. Akibatnya, untuk tahun ini pihaknya pun membuka dua kelas baru, masing-masing di jurusan Lukis dan Desain Komunikasi Visual (DKV). Dua jurusan itu, diakui Rahmat merupakan jurusan paling populer dari total tujuh jurusan yang ada. “Jumlah pendaftar hingga kini mencapai 448 orang.

Meski begitu, ia membantah jika dikatakan membangkang. Pasalnya, dalam Petunjuk Teknis (juknis) pelaksanaan penerimaan siswa baru yang disampaikan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dikpora) DIY, pelaksanaan penerimaan siswa baru memang harus dilakukan dalam bentuk online, kecuali SMK Seni dan SMA olahraga.

Langkah yang dilakukan oleh pihak SMK 3 Kasihan itu mendapat dukungan dari orang tua siswa, Mursiana. Warga Tegalrejo, Jogja itu sepakat dengan adanya tes praktik tersebut.

Kendati sedikit direpotkan, ia menilai tes itu tetap diperlukan bagi sekolah kejuruan. Menurut dia, tes praktek itu membuat pihak sekolah bisa lebih selektif dalam menerima siswa.

“Saya yakin itu akan berdampak pula pada prestasi siswa itu sendiri nantinya,” kata Mursiana.

Terpisah, Kepala Balai Pendidikan Menengah (Dikmen) Bantul Suhirman mengaku, penyelenggaraan penerimaan siswa baru di tiga SMK seni itu memang tidak melanggar aturan. Diakuinya, hal itu sudah masuk dalam ketentuan Juknis dari Kemendikbud.

“Memang sudah diatur kok dalam juknisnya,” ucap Suhirman.

Meski begitu, ia memastikan hanya tiga sekolah itu saja yang menolak untuk menggelar penerimaan siswa baru secara online. Selebihnya, semua SMK di Bantul tetap mengikuti aturan yang berlaku. “SMK yang lain hanya menggelar tes tambahan berupa tes buta warna saja,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya