SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Perwakilan ORI DIY hingga Selasa (11/7/2017) mengumpulkan data dan keterangan ke sekolah maupun ke pemerintah desa untuk mencari titik terang dugaan manipulasi

 
Harianjogja.com, BANTUL- Lembaga pengawas pelayanan publik Ombudsman RI (ORI) Perwakilan DIY menemukan orang tua calon siswa baru aktif meminta aparat desa memanipulasi data syarat Penerimaan Peserta Didik Bau (PPDB) tingkat SMP agar lolos seleksi.

Promosi Iwan Fals, Cuaca Panas dan Konsistensi Menanam Sejuta Pohon

Perwakilan ORI DIY hingga Selasa (11/7/2017) mengumpulkan data dan keterangan ke sekolah maupun ke pemerintah desa untuk mencari titik terang dugaan manipulasi data mengenai jarak rumah dengan sekolah dalam PPDB yang menggunakan jalur zonasi.

Pada Selasa, perwakilan ORI mendatangi salah satu desa di Bantul. Asisten ORI Nugroho Andrianto mengatakan, pemerintah desa mengungkapkan keaktifan orang siswa meminta pemerintah desa agar membuat data mengenai jarak rumah dengan sekolah dimanipulasi dengan cara dibuat sedekat mungkin jaraknya agar lolos seleksi PPDB.

Seperti diketahui, pemerintah desa berwenang mengeluarkan surat keterangan jarak rumah calon siswa dengan sekolah yang menjadi penentu apakah yang bersangkutan lolos seleksi atau tidak.

“Memang ada orang tua yang meminta data jarak dibuat dekat, tapi menurut pemerintah desa mereka menolak permintaan itu,” terang Nugroho Andrianto, Selasa.

Pemerintah desa kata dia memilih mengukur jarak rumah dengan sekolah menggunakan Global Positioning System (GPS). Pengukuran dengan GPS mudah dilakukan karena aplikasi tersebut tersedia di ponsel pintar.

Namun menurut Nugroho, belum tentu semua desa melakukan hal sama, yaitu menolak keinginan curang orang tua siswa yang ingin anaknya lolos seleksi. “Kami tidak tahu di tempat lain, mungkin ada yang mengabulkan keinginan orang tua. Kami baru mendatangi satu pemerintah desa,” papar dia.

Selain ke pemerintah desa, tim dari ORI juga mendatangi dua SMP negeri di Bantul untuk menggali bagaimana mekanisme penerimaan siswa menggunakan zonasi. Sejauh ini menurut Nugoroh, timnya baru sebatas mengumpulkan data, belum sampai pada tahap analisa hingga menemukan apakah ada pendaftar yang terbukti melakukan manipulasi data demi lolos seleksi.

Selain mencari keterangan ke sekolah dan desa, tim ORI pada Rabu (12/7/2017) ini juga dijadwalkan bertemu Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora). Pertemuan itu salah satunya membahas laporan dugaan kecurangan PPDB di wilayah ini terutama jalur zonasi. ORI hingga kini melansir, ada 15 sekolah di Bantul yang dilaporkan dan terindikasi terjadi manipulasi data.

Kepala Disdikpora Bantul Didik Warsito sebelumnya menyatakan, potensi kecurangan bisa berasal dari banyak pihak. Bisa dari orang tua siswa atau calon siswa alias pendaftar bisa jadi melibatkan pemerintah desa.

Sedangkan sekolah menurut Didik hanya menerima saja data yang datang dari pemerintah desa dan menganggap itu sudah benar. “Sekolah juga tidak bisa melakukan verifikasi karena waktu yang singkat,” kata Didik belum lama ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya