Jogja
Rabu, 5 Juli 2017 - 07:22 WIB

PPDB 2017 : Soal Data yang Diduga Dimanipulasi, Ini Kata Disdik Bantul

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi PPDB di Kota Jogja. (JIBI/Harian Jogja/ Gigih M. Hanafi)

PPDB 2017, ORI ikut mengawasi proses penerimaan siswa baru

Harianjogja.com, BANTUL — Lembaga pengawas pelayanan publik Ombudsman RI (ORI) perwakilan DIY membidik kasus dugaan manipulasi data dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jalur zonasi di Bantul. ORI akan meminta keterangan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) setempat.

Advertisement

Baca Juga : Ombudsman Bidik Dugaan Kecurangan dalam Proses PPDB 2017

Kepala Disdikpora Bantul Didik Warsito mengatakan, lembaganya memilih tidak menganulir atau menggagalkan puluhan pendaftar yang dilaporkan memanipulasi data dalam proses PPDB tingkat SMP dan SD.

“Masalahnya kasus ini dilaporkan setelah pengumuman. Selain itu, kalau mereka dianulir nanti mereka akan masuk ke mana? Dari sisi jarak tidak memenuhi, sementara dari sisi nilai tidak mencukupi untuk mendaftar lewat jalur reguler [seleksi berdasarkan nilai],” ungkap Didik Warsito, Selasa (4/7/2017).

Advertisement

Menurut dia, pemerintah memilih mengesampingkan persoalan kecurangan tersebut daripada para siswa itu tidak dapat masuk ke sekolah negeri yang biayanya lebih murah dari pada swasta.

Seperti diberitakan sebelumnya, modus kecurangan yang dilakukan para pendaftar tersebut yaitu menerakan keterangan jarak rumah dengan sekolah tidak sesuai kondisi sebenarnya agar dapat lolos seleksi. Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.17/2017 yang mengatur PPDB melalui sistem zonasi, menetapkan bahwa sekolah harus memprioritaskan menerima calon siswa yang rumahnya paling dekat dengan sekolah.

Salah satu kasus di Bantul, siswa yang rumahnya berjarak 1,5 kilometer dari sekolah justru lolos seleksi karena memanipulasi data keterangan jarak menjadi hanya 900 meter dari sekolah. Sementara siswa lainnya yang memberikan data dengan jujur dan rumahnya kurang dari 1,5 kilometer dari sekolah justru tidak lolos seleksi.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif