SOLOPOS.COM - Ketua Kwartir Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi, sedang menanam tanaman secara simbolis, pada kegiatan penanaman pohon di Bumi Perkemahan Taman Tunas Wiguna, Babarsari, Sleman, pada Kamis (3/3/2016). (Uli Febriarni/JIBI/Harian Jogja)

Pramuka DIY akan membentuk satuan karya bidang pendidikan dan kebudayaan

Harianjogja.com, SLEMAN-Tidak lama lagi,Gerakan Praja Muda Karana (Gerakan Pramuka) Kwartir Daerah Istimewa Yogyakarta (Kwarda DIY) akan memiliki Satuan Karya (Saka) baru. Yakni Saka Widya Budaya Bakti.

Promosi Piala Dunia 2026 dan Memori Indah Hindia Belanda

Ketua Kwarda DIY Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi, pada Kamis (3/3/2016) menyebutkan saat ini sudah ada 11 Saka yang berada diampu Kwarda DIY, dan saat ini, Saka Widya Budaya Bakti adalah salah satu Saka yang belum dimiliki oleh kota yang dikenal sebagai kota pelajar dan kota budaya ini. Sebelum terbentuk, kelima institusi terkait keberadaan Saka ini memang membutuhkan banyak diskusi dan koordinasi.

“Agar ketika Saka ini terlantik, program yang dimiliki bisa menyesuaikan dan selaras dengan Undang-undang Keistimewaan,” ujarnya di Bumi Perkemahan Taman Tunas Wiguna, Babarsari, Sleman.

Saka Widya Budaya Bakti adalah wadah kegiatan yang dimiliki gerakan pramuka, untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis di bidang pendidikan dan kebudayaan. Khususnya pendidikan anak usia dini, non formal dan informal, seni dan film, tradisi, sejarah, nilai budaya cagar budaya, dan museum. Bidang dapat diterapkan kepada diri, keluarga, lingkungan dan menciptakan lapangan pekerjaan.

Kelima institusi terkait, yang membentuk Saka Widya Budaya Bakti antara lain Dinas Kebudayaan DIY, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (DIY), Balai Pelestarian Cagar Budaya Jogja, Balai Pelestarian Peningkalan Purbakala Jogja, dan Museum Benteng Vredeburg.

Kepala Disdikpora DIY Kadarmanta Baskara Aji menyebutkan sejumlah persiapan berdirinya Saka Widya Budaya Bakti sudah dilakukan. Misalnya saja perumusan program jangka menengah dan jangka panjang. Konsolidasi antar institusi yang berperan juga sudah dilakukan.

“Kita tinggal tunggu saja,” ungkapnya.

Meski demikian yang masih perlu menjadi perhatian adalah dukungan dana yang berasal dari lima institusi yang disebutkan tadi. Aji menambahkan, gerakan pramuka di DIY perlu dikembangkan baik di sekolah maupun di pendidikan tinggi karena pramuka mengajarkan pendidikan karakter seperti toleransi, penerimaan terhadap orang lain, pemahaman multikultur, etos kerja dan mau bekerja keras.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya