SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Harianjogja.com, JOGJA-Nazar atau janji adalah hal yang harus ditepati. Giman berusaha menjadi lelaki yang menepati janji dan sejauh ini dia terus berikhtiar untuk menunaikan apa yang sudah dia niatkan. Berjalan kaki dari Malang ke Jakarta, demi bertemu langsung dengan Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi), dengan mampir ke Jogja untuk menagih janji Amien Rais dilakoni pria berusia 38 tahun tersebut. Apa yang ingin ia sampaikan dan janji apa yang ditagihnya?

Giman duduk di teras kantin kantor DPRD Kota Jogja, Senin (29/9/2014) pukul 10.00 WIB. Kaus bergambar burung Garuda, celana panjang, dan sebuah topi, menjadi setelannya. Penjual kue putu ini, sampai di Jogja pukul 07.00 WIB. Dia berangkat dari rumahnya di Gadang, Sukun, Malang, Jawa Timur sepekan lalu dengan berjalan kaki dan sendirian. Tujuannya ke Jakarta, ingin bertemu langsung dengan Jokowi, untuk menyampaikan keinginan dan harapan-harapan rakyat Indonesia yang ditemuinya selama perjalanan.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Sepanjang perjalanan, Giman hanya berhenti ketika sudah benar-benar lelah. Jika merasa kuat, Giman tetap berjalan, meskipun hari sudah malam. Tempat istirahat yang dia pilih bisa di mana saja, terkadang di pos relawan Bara JP, di pos polisi, atau di stasiun pengisian bahan bakar umum.

“Dari rumah saya hanya bawa Rp100.000, kemudian saya minta bantuan dari kawan-kawan relawan di Malang, akhirnya dapat Rp1 juta,” ungkap Giman, Senin (29/9/2014).

Di Nganjuk, Giman juga mendapatkan bantuan dana dari Bupati Nganjuk. Ibunda Jokowi di Surakarta juga membekalinya dengan uang terbungkus amplop yang hingga kini belum dibukanya. Melewati rute dari Malang, kemudian Nganjuk, Ngawi, Sragen kemudian ke Surakarta dan Jogja, ia membawa lima potong pakaian, satu celana panjang, bendera, tas dan sepasang sepatu pemberian kawan. Sepekan lebih berjalan Giman menghabiskan sedikitnya 10 sandal jepit. Berganti pakaian sebanyak tiga kali. Celana jins yang ia kenakan belum pernah ganti.

Perjalanan panjang ini bukan tanpa maksud. Bertemu Jokowi juga bukan sekadar sebagai penggemar. Ia ingin menyampaikan pesan dan harapan, agar Jokowi bisa menjadi presiden yang memfasilitasi anak-anak Indonesia untuk sekolah. Sekalipun anak-anak itu hidup dalam kemiskinan.

“Sekarang ini, anak dari keluarga miskin susah sekali mau sekolah,” ujar ayah empat anak yang mengaku belum pernah mengecap pendidikan formal sejak kecil itu.

Nazar berjalan kaki ini adalah kedua kalinya yang ia lakukan. Sebelumnya ia melakukan hal yang sama saat Jokowi lolos bursa Pemilihan Umum Presiden 2014, pada 15 Juni silam. Kini, dia berjalan karena Jokowi terpilih menjadi Presiden. Pria kelahiran 21 Juni 1976 ini menargetkan sampai di Jakarta pada 18 atau 19 Oktober 2014.

Telah puluhan harapan dan kesan dari masyarakat ia kumpulkan lewat perjalanan sepekan ini. Semuanya ia rangkum dalam sebuah buku berjudul Buku Kesan-Pesan Perjalanan Jalan Kaki Malang-Jakarta Relawan Bara JP: Menepati Janji Adalah Bagian Revolusi Mental, Giman Relawan Bara JP Malang Raya.

Dari DPRD Kota Jogja, Giman melanjutkan perjalanan menuju Sleman. Giman tiba di Gang Pandeansari, Caturtunggal, Depok, Sleman sekitar pukul 12.25 WIB. Langkahnya gontai. Sebuah tas ransel berwarna hitam dan sepasang sepatu putih menyatu di punggung. Dia berhenti di depan sebuah rumah besar, rumah milik tokoh nasional, Amien Rais. Di depan rumah itu, Giman tidak banyak mengucapkan kata. Ia hanya tersenyum lebar dan menyampaikan keinginannya kepada sekuriti yang berjaga di depan rumah. Tidak kurang tiga petugas keamanan berjala di halaman. Giman ingin mengajak Amien Rais berjalan kaki dari Jogja ke Jakarta.

“Maaf bapak [Amien rais] tidak sedang di rumah. Beliau ada di Jakarta,” ucap salahsatu sekuriti kepada Giman.

Setelah menghadap ke pintu gerbang rumah tokoh Partai Amanat Nasional itu sekitar 10 menit, Giman membalikkan badan kemudian meninggalkan lokasi. Dia sempat meneguk es kelapa muda di warung sebelah utara rumah Amin Rais sebelum melanjutkan perjalanan ke Jakarta. Niatnya untuk mengajak Amien Rais berjalan kaki gagal.

“Kalau Pak Amien Rais menolak, ya sudah, biar saya yang wakilkan nazarnya berjalan kaki ke Jakarta,” ujar Giman sebelum sampai di rumah Amien Rais.

Amien pernah berujar akan jalan kaki Jogya-Jakarta jika ada yang menunjukkan kliping bahwa dia pernah menyudutkan Prabowo Subianto dalam pernyataannya pada 1998 lalu terkait penculikan aktivis. Pernyataan Amien itu muncul pada 6 Juni 2014 saat Amien ditanya mengapa dia mendukung Prabowo yang dulu dikritiknya. Kemudian muncul kliping harian Republika berjudul Amien Rais: Prabowo Harus Dimahmilkan, berita itu keluar pada 4 September 1998.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya