SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Bisnis Indonesia)

Produk syariah di DIY dianggap prospektif

Harianjogja.com, JOGJA- Sektor industri keuangan berbasis syariah di Jogja diyakini akan terus berkembang. Alasannya, angka pertumbuhan industri tersebut hingga Agustus 2015 mencapai sekitar 8%.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) DIY mencatat, market share perbankan syariah di DIY pada semester I-2015 mencapai 7,72%. Angka tersebut berada di atas share rata-rata perbankan secara nasional.

“Rata-rata share perbankan secara nasional masih di bawah 5%. Pencapaian di DIY tentu cukup positif karena mampu melampaui share perbankan nasional,” kata Kepala Bagian I Pengawasan Bank (Syariah) OJK DIY, Fikri Ausyah, Selasa (22/9/2015) lalu, di kantornya.

Ia menjelaskan, di wilayah DIY tercatat sebanyak 11 bank pembiayaan syariah dan satu unit usaha syariah milik Bank Pembangunan Daerah (BPD) DIY. ?Dia merinci, pada semester pertama tahun ini, total aset bank-bank syariah mencapai Rp4,3 triliun.

Sementara, Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun sektor syariah ini mencapai Rp3,6 triliun. “Jika dilihat dari jangka waktu Desember 2014 hingga Juni 2015, asetnya tumbuh sebesar 4,23 persen,” terang Fikri.

Kredit Macet

Terkait rasio Non Performing Fund (NPF) atau Aset Produktif Bermasalah bank-bank syariah juga tidak mengkhawatirkan. Pasalnya, NPF industri ini berada di level 2,5%. Menurut Fikri, pencapaian tersebut sangat positif mengingat pertumbuhannya sejalan (inline) dengan pertumbuhan ekonomi.

Keunggulan utama perbankan syariah yang menjadi pendorong tumbuhnya industri ini, lanjut Fikri, dikarenakan sektor perbankan ini lebih menyentuh sektor riil. “Ada aktivitas langsung jual beli barang. Kalau perbankan konvensional yang dijual kan uangnya, sementara di syariah menggunakan sistem bagi hasil,” kata dia.

Fikri optimistis, kue perbankan syariah ke depannya akan semakin tumbuh pesat. Dalam waktu dekat, kata Fikri, sebuah bank syariah akan ikut meramaikan market di Jogja. Dengan begitu, masyarakat sebagai konsumen utama akan semakin banyak pilihan untuk mendapatkan layanan terbaik.

Sebelumnya, Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) DIY Fauzi Nugroho menyebut, market share pasar modal syariah lebih tinggi dari jasa keuangan syariah lain. Market share pasar modal syariah sebesar 56,4%, asuransi syariah 19,87%, sukuk 12,97%, dan perbankan syariah 4,87%.

“Market share perbankan syariah di DIY 7,7 persen atau mendekati 8 persen. Market sharenya lebih tinggi dari rata-rata nasional. Ini menunjukkan, DIY memiliki potensi besar perkembangan keuangan syariah,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya