SOLOPOS.COM - (JIBI/Harian Jogja/Hengky Irawan)

Kelompok kelas menengah atas yang notabene menjadi penyebab tingginya angka rasio gini juga mesti dilibatkan

Harianjogja.com, JOGJA-Angka kemiskinan di DIY sebesar 13,1% dinilai harus bisa teratasi. Program yang dibuat sebaiknya tidak menyasar masyarakat kurag sejahtera, tetapi juga menengah atas.

Promosi Mali, Sang Juara Tanpa Mahkota

Mantan Direktur Institute for Development and Economics Analysis (IDEA) Jogja Wasingatu Zakiyah mengatakan, kelompok kelas menengah atas yang notabene menjadi penyebab tingginya angka rasio gini juga mesti dilibatkan.

“Kelompok kelas menengah dibuat daftarnya. Kemudian kelompok ini harus memiliki kemitraan khusus dengan mereka yang belum sejahtera. Semacam anak angkat dan bapak angkat. Seharusnya keistimewaan DIY bisa sampai disitu, bagaimana kegotong-royongan itu mulai disentuh secara humanis. Sehingga bisa menghubungkan orang per orang,” ujar dia, Sabtu (14/10/2017).

Baca juga : Tiga Hal Ini Katanya Bisa Bikin DIY Benar-benar Istimewa

Skema macam itu, sebut Zaki, sudah diterapkan Pemerintah Kabupaten Kulonprogo dengan program Bapak Asuh. Program itu sendiri memang ditujukan percepatan pengentasan kemiskinan di Kabupaten Kulonprogo. Ia mengatakan, hal tersebut bisa diadaptasi dengan melibatkan para kelas menengah ke atas, khususnya pengusaha.

“Ini untuk memastikan para pengusaha besar itu mempunyai tanggung jawab perusahan dan disinergikan dengan proses pembangunan di DIY, siapa yang melakukan apa dimana. Itu menjadi penting sehingga kemiskinan menjadi menurun,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya