SOLOPOS.COM - Ilustrasi prostitusi (JIBI/Solopos/Dok)

Prostitusi Bantul untuk pemberian penyuluhan tak maksimal.

Harianjogja.com, BANTUL-Pendataan para pekerja seks komersial (PSK) di kawasan Pantai Samas dan Pantai Pandansimo kian sulit dilakukan.

Promosi Banjir Kiper Asing Liga 1 Menjepit Potensi Lokal

Kepala Puskesmas Sanden Anastasia Endar Widyaningsih mengakui, banyaknya PSK yang datang dan pergi membuatnya kesulitan melakukan pendataan. Hal itulah yang menmbuat penyuluhan penyakit menular kepada para PSK sulit dilakukan. Dari hasil pendataan, sementara jumlah PSK di kawasan Samas-Pandansimo sekitar 14 orang.

Dalam melakukan penyuluhan pun, praktis pihaknya hanya mengandalkan peran perangkat dukuh. Pasalnya selama ini, pihaknya belum pernah bertemu dengan dengan para mucikari dan pemilik rumah yang ditempati oleh para PSK tersebut.

Meski begitu, ia bersyukur hingga kini belum ada penambahan jumlah pasien HIV/AIDS di kalangan PSK Samas-Pandansimo. Sebaliknya, jumlah terus menurun.

“Sejak 2013, di Sanden ada tiga orang penderita. Dua di antara sekarang sudah meninggal, hanya tinggal satu orang saja,” kata Endar Saat ditemui di acara peringatan Transgender Day yang digelar di Masjid Prana Sakti, Selasa (24/11/2015) siang, ia

Selain itu, tidak maksimalnya penyuluhan itu juga disebabkan kekhawatiran para PSK terhadap Voluntary Consulting Test (VCT) yang dilakukan oleh petugas dari Puskesmas Kretek. Dikatakannya, para PSK itu kerap menganggap VCT identik dengan razia yang biasa dilakukan oleh petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Polres Bantul.

“Padahal VCT ini sekadar tes kesehatan dan penyuluhan konseling dari kami saja,” katanya.

Sementara untuk penyuluhan itu, sepanjang 2015, pihaknya hanya mengagendakan satu kali penyuluhan saja. sedangkan untuk 2016 mendatang, dengan ditetapkannya kawasan Samas sebagai daerah konsentrasi pemantauan penyakit menular oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, berencana menganggarkan penyuluhan sebanyak 2-3 kali.

Diakui sendiri salah satu PSK Samas, Bunga (nama samaran). Dirinya yang sudah setahun terakhir menetap di salah satu rumah kontrakan yang berada di kawasan Pantai Samas itu mengaku takut jika ada petugas yang datang.

Ia pun tak memungkiri, dalam setahun terakhir, memang banyak PSK baru berdatangan. Kebanyakan PSK itu berasal dari sekitar DIY. Dengan begitu, jarang dari mereka yang menetap di rumah kontrakan.

“Kebanyakan dari sekitar DIY. Tapi kalau dari Bantul saya rasa kok tidak ada,” imbuhnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya