SOLOPOS.COM - Pengurus Kampung Mrican, Giwangan, Umbulharjo saat memberikan anda tangan yang sebagai dukungan dalam tekat warga untuk memerangi porstitusi saat kegiatan Pengajian Akbar dan Deklarasi Kampung Bebas Prostitusi, Minggu (18/12/2016). (Yudho Priambodo/JIBI/Harian Jogja)

Prostitusi Jogja terus diberantas

Harianjogja.com, SLEMAN- Mendeklarasikan sebagai kampung bebas kegiatan prostitusi Forum Komunikasi Masyarakat Kampung Mrican (FKM) meminta pendampingan dan penanganan kepada walikota terpilih dalam sebagai upaya pemberantasan prostitusi.

Promosi Liga 1 2023/2024 Dekati Akhir, Krisis Striker Lokal Sampai Kapan?

Ketua FKM Temu Jaya mengungkapkan bahwasanya kegiatan prostitusi di wilayah Kampung Mrican saat ini sudah terlampau batas bahkan secara blak-blakan para oknum PSK tidak memiliki rasa takut dan malu untuk menjajakan diri di jalanan dekat kampung.

“Kami sudah berupaya keras untuk melarang mereka dengan menggelar operasi yang dilakukan oleh masyarakat. Kami juga selalu melaporkan supaya selalu dilakukan tindakan dari polisi untuk melakukan razia,” katanya usai acara pengajian Akbar sekaligus pembacaan deklarasi kampung bebas prostitusi di Kampung Mrican, Minggu (18/12/2016).

Namun demikian dikatakannya, meski petugas kepolisian juga sudah melakukan upaya razia, hal tersebut tidak juga membuat para PSK merasa jera. Temu menambahkan, dengan keresahan tersebut maka kemudian warga segera mengambil langkah tindakan dengan tekad membuat wilayah kampung mrican bebas dari prostitusi.

Tindakan dari warga yang sudah terlaksana untuk memberantas prostitusi antara lain dengan melakukan pemberdayaan terhadap warga yang menyediakan atau menyewakan kamar untuk kegiatan prostitusi dan selalu mengadakan upaya razia yang dilakukan oleh karang Taruna.

Dalam kegiatan deklarasi yang dihadiri oleh PLT Walikota Sulistyo, Temu menyampaikan beberapa usulan dari warga terkait untuk pemberantasan prostitusi yang nantinya bisa di tindak lanjuti oleh Walikota Terpilih antara lain, warga meminta adanya pos jaga rutin di titik-titik yang menjadi titik kumpul para PSK termasuk di lahan pinggir perbatasan di Ring-Road Selatan yang juga terindikasi sebagai tempat peredaran miras bahkan narkoba.

Warga juga meminta program pendampingan untuk Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) yang ada di wilayah tersebut yang saat ini masih mangkrak, meminta tindak lanjut terkait penyusunan konsep untuk taman Gadjah wong yang juga telah dibangun di wilayah Kampung Mrican.

“Serta masih ada empat lagi yang kemarin secara tertulis sudah kami sampaikan kepala PLT,” kata Temu.

Warga sangat berharap supaya PLT walikota dapat menyampaikan permohonan dari warga tersebut agar diteruskan kepada pejabat pemerintah walikota terpilih nantinya sebagai prioritas program penanganan berkelanjutan.

Sementara itu PLT Walikota Jogja Sulistyo mengatakan pihaknya sangat memberikan apresiasi atas keberanian para masyarakat untuk mendeklarasikan sebagai Kampung bebas prostitusi.

Hal tersebut juga akan berjalan seiringan dengan program-program pemerintah untuk membebaskan masyarakat Yogyakarta dari kegiatan prostitusi.

“Apa yang menjadi harapan dan tujuan dari masyarakat tentunya akan sempurna jika mendapat dukungan dari pemerintah. Nanti beberapa usulan program yang sudah disampaikan akan saya rekomendasikan untuk mendapatkan tindak lanjut dari walikota terpilih nanti,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya