SOLOPOS.COM - Tim dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) melakukan pengukuran lahan calon lokasi bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA), tepatnya di Dusun Sidorejo, Desa Glagah, Kecamatan Temon, Kulonprogo, Senin (22/2/2016). Sebelumnya, beberapa bidang lahan memang belum bisa terjangkau upaya pengukutan secara maksimal akibat adanya aksi penolakan warga.(Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja)

Pemkab Kulonprogo diharapkan bisa menyelesaikan sejumlah permasalahan serta kekurangan di sektor pariwisata secepatnya.

Harianjogja.com, WATES-Keberadaan Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) harus bisa memajukan sejumlah potensi wisata di Kulonprogo. Karena itu, Pemkab Kulonprogo diharapkan bisa menyelesaikan sejumlah permasalahan serta kekurangan di sektor pariwisata secepatnya.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Ponimin Budi, Wakil Ketua DPRD Kulonprogo mengatakan bahwa Kulonprogo harus mampi menghadirkan pariwisata yang menyeluruh. “Orang yang turun di bandara nanti harus mampir objek wisata Kulonprogo, jangan sampai hanya jadi pintu masuk,”ujarnya dalam Diskusi Publik bertajuk Penggalian Potensi Destinasi Pariwisata di DPRD Kulonprogo, Minggu(4/9/2016).

Pemkab harus mampu menjadikan pembangunan bandara sebagai titik baik kebangkitan wisata. Dinas terkait harus bisa bekerja sama untuk menawarkan paket wisata juga dengan andil dari sejumlah kelompok sadar wisata. Di sisi lain, kemudahan bagi investor untuk pariwisata juga harus diperhatikan.

Ponimin menyatakan bahwa pariwisata Kulonprogo seharusnya tak hanya sekedar bisa berkontribusi pada pendapatan daerah semata namun juga masyarakat setempat. Pemberdayaan masyarakat harus digalakkan dengan juga mempertimbangkan perkembangan teknologi kini sebagai ajang promosi.

Ia menyebutkan mengenai sejumlah objek wisata seperti Kalibiru dan manrove yang populer karena sosial media.
Kepala Dinas Pemuda Pariwisata Olahraga Kulonprogo, Krissutanto mengakui melakukan promosi wisata agar wisatawan ke Kulonprogo cukup sulit dilakukan.

Namun selama ini pihaknya telah berupaya melakukan promosi dengan beragam cara salah satunya pameran dan mengadakan acara tertentu di lokasi wisata.

Sejumlah travel dialog serta kerjasama dengan Asita juga telah dilakukan selama beberapa waktu terakhir. “Masalahnya kita masih minim pemandu wisata,”jelasnya. Selain itu, terbatasnya jumlah cafe dan restoran untuk menyokong pariwisata juga menjadi suatu kendala tersendiri.

Meski demikian, ia mengatakan bahwa selama ini tren jumlah wisatawan dan PAD sendiri memang cenderung naik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya