SOLOPOS.COM - Jersey Baru PSIM yang disediakan oleh Kelme Indonesia (Harian Jogja/JIBI/Arif Junianto)

PSIM Jogja melawan Persipur Purwodadi.

Harianjogja.com, JOGJA-Dua gol cepat tuan rumah Persipur Purwodadi yang bersarang ke gawang Oni Kurniawan, saat PSIM Jogja melakoni laga tandangnya di Stadion Krida Bhakti Purwodadi, Sabtu (13/8/2016) memang tercipta mutlak lantaran keteledoran pemain PSIM Jogja sendiri. Namun, yang patut menjadi catatan teknis dalam laga itu, selain faktor konsentrasi pemain yang sangat buruk, skema dan pola permainan Laskar Mataram juga sama sekali tak berjalan.

Promosi Era Emas SEA Games 1991 dan Cerita Fachri Kabur dari Timnas

Salah satu bukti yang paling terlihat adalah matjnya sektor kiri PSIM Jogja. Tak hanya menyebabkan aliran serangan macet, hal ini tak pelak juga memberikan peluang bagi tim tuan rumah untuk membangun serangan. Dari catatan statistik yang dihimpun Harian Jogja selama pertandingan, terlihat sekali dominasi serangan yang efektif dari tuan rumah banyak dilakukan di sektor kanan area serangan mereka.

Jika ditelisik lebih jauh, matinya sektor sayap kiri ini berawal dari upaya Pelatih Erwan Hendarwanto memasang Topas Pamungkas sejak menit awal. Sejak bergabung di putaran kedua fase Grup 4 Indonesia Soccer Championship (ISC) B, Topas memang diplot sebagai supersub yang kehadirannya di lapangan bisa membangkitkan motivasi bertanding para pemain PSIM Jogja saat kondisi fisik pemain lawan sudah menurun.

Tapi saat menghadapi tuan rumah Persipur Purwodadi, dengan maksud yang sama, Erwan pun memasang ikon PSIM Jogja itu sejak menit awal. Tak pelak, hal ini justru menjadi bumerang bagi timnya sendiri.

Alih-alih termotivasi, skema serangan PSIM Jogja pun menjadi kacau. Aliran bola seperti dipaksakan di sektor tengah. Pasalnya, selain tak adanya pergerakan pemain optimal di sayap kiri, pemain di sayap kanan pun banyak yang terkonsentrasi di tengah lapangan. Akibatnya, aliran bola yang terputus sebelum tiba di pertahanan Persipur Purwodadi, memaksa striker Krisna Adi kerap terpancing untuk menjemput bola terlampau ke belakang. “Inilah yang juga menyebabkan minimnya serangan kami,” ujarnya saat dihubungi Harianjogja.com, Minggu (14/8/2016) pagi.

Memang, tak sepenuh kegagalan di sektor kiri itu dilimpahkan pada kesalahan Topas Pamungkas semata. Selain Topas, sektor gelandang kiri yang dihuni secara bergantian oleh Juni Riyadi, Hendika Arga dan Rangga Muslim juga tak berjalan sesuai rencana. Seolah enggan banyak berkreasi di sektor kiri, ketiganya justru mengalirkan kembali bola ke sektor tengah.

Akibatnya, Topas Pamungkas yang berada di possi bek kiri pun jarang sekali mendapatkan peluang untuk melepaskan crossing akuratnya. Bola yang terus-menerus dipaksa mengalir ke sektor tengah dan kanan membuat Topas jarang sekali memainkan bola.

Disinilah letak kesalahan fatal Erwan dalam pertandingan tersebut. Sadar bahwa Topas gagal menjalankan perannya sebagai motivator tim, ia tak segera menggantinya dengan pemain lain yang lebih segar sehingga mobilitas sayap kiri pun bisa meningkat. Sebaliknya, ia pun justru mengganti gelandang bertahannya, Dimas Priyambodo dan Gilang Pratama di 30 menit terakhir. “Saya masih menaruh harapan Topas bisa berbuat banyak. Apalagi, saya memasukkan Johan Arga juga menggantikan Dimas Priyambodo [menit ke-55],” timpal Erwan.

Kondisi itu diperparah dengan tak kunjung membaiknya performa striker Krisna Adi. Diberikan kesempatan bermain hingga 78 menit, penyerang yang juga merupakan adik kandung Johan Arga ini tetap saja banyak melakukan kesalahan. Mulai dari kesalahan kontrol, kalah duel bola atas, hingga  kesalahan penempatan posisi masih saja ia lakukan ketika dua pemain baru dimasukkan oleh Erwan.

Sebenarnya, dengan masuknya Raymond Tauntu menggantikan Gilang Pratama di menit ke-55, skuat PSIM Jogja mulai berani menyerang. Daya jelajah Raymond ternyata mampu sedikit membuka celah di pertahanan tuan rumah. Namun, lantaran tak didukung oleh organisasi serangan yang rapi, upaya Raymond pun terkesan sia-sia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya