Nikah di bawah umur memicu perceraian dini.
Harianjogja.com, BANTUL–Sepanjang 2017 tercatat sebanyak 74 permohonan dispensasi pernikahan yang masuk ke Pengadilan Agama Bantul. Permohonan paling banyak terjadi pada bulan Juli yaitu sebanyak 10 perkara.
Promosi Keturunan atau Lokal, Mereka Pembela Garuda di Dada
Juru Bicara Pengadilan Agama Bantul, Yuniati Faizah mengatakan bahwa alasan yang paling mendominasi dibalik permohonan dispensasi menikah adalah hamil di luar nikah. Dispensasi paling banyak diajukan oleh anak-anak berumur 15 tahun. “Anak berusia 15 tahun persentasenya sebesar 80 persen,” ujar Yuniati saat ditemui Harianjogja.com, Jumat (29/12/2017).
Yuniati menambahkan bahkan ada anak berusia 13 tahun yang mengajukan permohonan dispensasi kawin karena hamil di luar nikah. Namun jumlahnya masih sedikit di bawah anak-anak berusia 15 tahun. Dampak dari pernikahan muda di Bantul seringkali berujung pada perceraian di usia pernikahan seumur jagung.
Baca juga : Duh…Medsos Turut Menyumbang Tingginya Perceraian di Bantul
Fenomena tersebut diakui Yuniati membuat repot Pengadilan Agama Bantul. Dia mengatakan banyak anak di bawah umur yang dispensasinya dikabulkan, beberapa bulan kemudian mengajukan permohonan cerai. “Kalau di saya saja sudah ada sekitar dua permohonan per bulannya, sekitar 10 persen lah, tidak tahu kalau yang lain,” ujar dia.
Namun Yuniati menambahkan kasus perceraian di Bantul karena dispensasi pernikahan paling banyak terjadi pada usia 20-25 tahun sebanyak 25%. Meskipun begitu, kasus perceraian yang diajukan pemohon dispensasi pernikahan menurun dibanding tahun lalu yaitu sebesar 15%.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
