Jogja
Minggu, 6 Oktober 2013 - 20:10 WIB

Puluhan Hektare Lahan Pertanian di Galur Diserang Tikus

Redaksi Solopos.com  /  Yudi Kusdiyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Harian Jogja.com, KULONPROGO—Serangan tikus di lahan pertanian di Kulonprogo terus meluas. Kini serangan tikus melanda sawah di Desa Tirtorahayu, Kecamatan Galur, setelah sebelumnya terjadi di Desa Banjararum, Kecamatan Kalibawang.

Kepala Desa Tirtorahayu, Prapto Legowo menginformasikan, sekitar 90 hektare lahan pertanian di wilayahnya terserang hama tikus. Kendati areal pertanian yang terserang tikus cukup luas, pihaknya tidak melakukan aksi geropyokan tikus secara massal.

Advertisement

“Kami memilih cara praktis saja, yakni dengan menabur bubuk racun di sekitar lahan pertanian,” ujar Prapto kepada Harian Jogja.com, Minggu (6/10/2013).

Praktiknya, pemerintah desa setempat membagikan bubuk racun kepada petani secara cuma-cuma. Kemudian secara serempak petani menabur bubuk racun sore harinya.

“Karena tikus kerap muncul ketika menginjak petang sampai malam. Jadi jika kami paksakan geropyokan justru sulit lantaran gelap,” tandasnya.

Advertisement

Prapto menambahkan, petani menderita kerugian bibit akibat serangan hewan pengerat itu. Sawah-sawah di wilayahnya kini sedang dalam masa penyemaian bibit. Petani rutin melakukan penyemaian bibit setiap pagi. Hanya saja, penyemaian selalu mubazir karena sorenya langsung menjadi santapan mamalia menjijikkan itu.

“Jadi ketika pagi harinya petani sudah kehilangan bibit-bibit yang sebelumnya telah disemai. Itu terjadi berulang kali. Akhirnya mereka (petani) melapor ke balaidesa,” tambahnya.

Prapto berharap, Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kulonprogo segera bereaksi untuk mencegah serangan tikus makin meluas. Dia pesimistis tidak bisa mencegah serangan yang lebih meluas lagi.

Advertisement

Sebelumnya, Pemdes Banjararum, Kalibawang telah melakukan upaya gropyokan tikus secara massal. Dalam sekali gropyokan, lebih dari 100 tikus dapat tertangkap. Namun ternyata upaya itu belum benar-benar menghentikan daur hidup tikus.

“Maka selanjutnya kami lakukan pengemposan, yaitu memberikan gas beracun di lorong-lorong tikus,” ujar Kepala Bagian Pembangunan Desa Banjararum, Warudi dalam kesempatan terpisah.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif