SOLOPOS.COM - Tambak udang di Galur Kulonprogo. (Holy Kartika N.S/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, KULONPROGO—Sekitar 10% nelayan yang terdapat di Kulonprogo beralih pekerjaan menjadi petambak udang. Pasalnya belakangan hasil tangkapan nelayan minim akibat gelombang laut tinggi.

Kepala Bidang Kelautan dan Perikanan Tangkap Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan (Diskepenak) Kulonprogo Prabowo Sugondo menyebutkan sebagian besar nelayan yang beralih pekerjaan menjadi petambak udang berlokasi di Pantai Trisik, Desa Banaran, Kecamatan Galur.

Promosi Banjir Kiper Asing Liga 1 Menjepit Potensi Lokal

Ia memperkirakan terdapat 40 sampai 50-an nelayan yang berhenti melaut dan beralih usaha ke tambak udang. Disebutkannya, total nelayan Kulonprogo yang terdata di Diskepenak berjumlah 500-an orang.

“Rata-rata alasan alih pekerjaan itu karena nelayan mempertimbangkan usaha tambak lebih menguntungkan ketimbang melaut, terlebih cuaca saat ini sedang tidak menentu dan gelombang laut tinggi,” paparnya, Jumat (14/11/2014).

Kendati demikian, Prabowo tidak dapat memastikan usaha tambak udang para nelayan tersebut legal atau tidak, sebab perizinan merupakan kewenangan Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BPMPT) Kulonprogo.

Diskepenak, kata dia, juga tidak dapat memaksa nelayan untuk bertahan melaut, sebab mata pencaharian merupakan pilihan setiap orang. “Yang tetap melaut ya tetap kami bina,” imbuhnya.

Diuraikannya, Diskepenak berusaha melatih nelayan dengan diversifikasi cara penangkapan. Nelayan harus bisa menggunakan alat selain jaring insang, seperti pancing senggol atau pintur. Ia menilai, diversifikasi cara tangkap akan memudahkan nelayan menangkap berbagai jenis ikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya