SOLOPOS.COM - Ilustrasi PPDB di Kota Jogja. (JIBI/Harian Jogja/ Gigih M. Hanafi)

Puluhan SMP swasta dan Madrasah Tsanawiah (MTs) di Bantul memperbutkan 4.000 lebih calon siswa baru yang tidak tertampung di sekolah negeri

 

Promosi Iwan Fals, Cuaca Panas dan Konsistensi Menanam Sejuta Pohon

Harianjogja.com, BANTUL- Puluhan SMP swasta dan Madrasah Tsanawiah (MTs) di Bantul memperbutkan 4.000 lebih calon siswa baru yang tidak tertampung di sekolah negeri. Sekolah swasta kerap kekurangan siswa.

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) setempat mencatat ada sebanyak 12.300 lebih siswa lulusan SD dan Madrasah Ibtidayah (MI) tahun ini. Sebanyak 8.253 siswa terserap di 47 SMP negeri sesuai daya tampung yang tersedia di skeolah tersebut.

Alhasil tersisa sekitar 4.000 lebih siswa lulusan SD dan MI di Bantul. Ribuan siswa tersebut memiliki pilihan masuk ke 20 sekolah swasta serta 24 MTs yang tersebar di 17 kecamatan di Bantul. Sebanyak lebih dari 30 sekolah tersebut kini berlomba-lomba memperebutkan ribuan siswa yang tak tertampung di SMP negeri.

Kepala Seksi Pendidikan Madrasah (Dikmad)  Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Bantul Rohyadi mengatakan, hingga saat ini sejumlah sekolah masih menerima pendaftaran siswa baru. “Untuk MTs sendiri terutama swasta sampai sekarang masih proses PPDB,” ungkap Rohyadi, Senin (17/7/2017).

Diakui Rohyadi, setiap tahun sejumlah MTs terutama swasta kekurangan siswa karena sekolah negeri terus menambah ruang kelas baru sehingga daya tampungnya semakin besar. Ia mencontohkan, tahun ini ada dua MTs negeri di Bantul yang menambah ruang kelas baru. “Kalau MTs negeri tidak masalah, kebanyakan terpenuhi kuotanya, tapi kalau sekolah swasta memang beberapa kekurangan siswa,” jelasnya lagi.

Kepala MTs Hasyim Asyari Piyungan, Tugiman mengakui sulitnya sekolah swasta mendapatkan siswa baru karena sebagian besar lulusan SD terserap ke sekolah negeri. Beruntung kata dia, untuk sekolahnya yang berada di wilayah perbatasan, masih ada peluang menampung limpahan siswa dari luar daerah.

“Selain Bantul ada siswa dari Sleman juga ada dari Jawa Tengah. Untuk tahun ini, kuota di tempat kami lumayan terpenuhi ada sekitar 68 siswa untuk tiga kelas, tapi beberapa MTs lain terutama daerah pinggiran sampai sekarang kekurangan siswa,” ungkap Tugiman.

Minimnya pendaftar juga terjadi di SMP swasta. Hingga Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) melalui sistem online berakhir pekan lalu, sejumlah SMP swasta tak menerima satu pun pendaftar melalui online. Disdikpora berharap, sejumlah SMP swasta tersebut tetap menerima pendaftar melalui jalur manual alias pendafatran langsung ke sekolah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya