SOLOPOS.COM - Ilustrasi pungutan liar alias pungli. (Googleimage)

Pungli Bantul disebut hanya kabar bohong.

Harianjogja.com, BANTUL– Kwartir Cabang (Kwarcab) Pramuka Kabupaten Bantul tidak akan menyelidiki dugaan pungutan dana Raimuna Nasional XI 2017 yang menggoyang lembaga kepanduan itu. Lembaga itu menunding, peserta Raimuna berbohong perihal adanya pungutan.

Promosi Komeng Tak Perlu Koming, 5,3 Juta Suara sudah di Tangan

Ketua Kwarcab Bantul Totok Sudarto mengatakan, lembaganya sudah menggelar rapat perihal kasus dugaan pungutan liar senilai Rp3 juta kepada calon peserta Raimuna Nasional 2017 yang akan digelar Agustus mendatang. “Kami sudah rapat tadi pagi, itu [pungli] tidak ada,” kata Totok Sudarto kepada media ini, Senin (13/3/2017).

Dari hasil pembahasan di internal Kwarcab kata dia, ditemukan fakta bahwa ada peserta Raimuna yang meminta uang saku kegiatan Raimuna kepada orang tuanya dengan mengklaim ada instruksi pungutan dari senior mereka di kepanduan. “Itu yang bersangkutan [peserta Raimuna] minta uang saku [ke orang tuanya], bilang ada tarikan [pungutan Rp3 juta dari lembaga Pramuka],” paparnya.

Saat dipertegas apakah pihak peserta Raimuna yang berbohong terkait kabar tersebut dan bukan anggotanya yang bertindak salah, Totok membenarkan. “Iya [berbohong],” ujarnya lagi. Lantaran pihaknya mengklaim tidak ada pungutan liar, otoritas Kwarcab tidak akan menyelidiki perkara ini atau mencari tahu siapa pelaku atau senior yang meminta dana tersebut. Totok hanya berpesan kepada seluruh calon peserta Raimuna beserta orang tuanya jangan memberi uang sepeser pun pada oknum yang melakukan pungutan dan mengatasnamakan anggota dari Pramuka Bantul.

Sementara itu, orang tua salah satu peserta Raimuna Purwanti mengatakan, pihaknya khawatir apabila pungutan senilai Rp3 juta tersebut benar dilakukan oleh Lembaga Pramuka Bantul, karena akan memberatkan orang tua siswa.

Kabar pungutan itu menurutnya sudah menguat. Tidak hanya anaknya yang mengatakan ada rencana pungutan senilai Rp3 juta untuk kegiatan Raimuna, suaminya yang berkomunikasi dengan orang tua peserta lain juga membenarkan perihal pungutan tersebut. “Informasi dari orang tua peserta lain, kalau enggak bayar Rp3 juta,  bayarnya fifty-fifty [bayar separuhnya],” ungkap Purwanti.

Diakui Purwanti, pungutan senilai Rp3 juta tersebut memang belum terealisasi. Namun pembahasannya sudah menguat di kalangan anggota pramuka Bantul. Karenanya kata dia, anaknya yang ikut peserta Raimuna sejak dini sudah memberi tahu dirinya perihal pungutan itu. “Anak saya kan sengaja memberi tahu awal karena mengumpulkan uang sebanyak itu butuh waktu yang tidak sebentar,” lanjutnya.

Purwanti sendiri meyakini pungutan tersebut akan terealisasi, sebab selama ini setiap kegiatan Raimuna digelar selalu berhembus kabar lembaga Pramuka Bantul kekurangan uang. Bahkan kata dia, pernah kontingen Raimuna Bantul tidak diberangkatkan karena tidak ada anggaran. Purwanti bukan kali ini saja  beperngalaman dengan persiapan Raimuna. Anaknya yang lain juga pernah mengikuti Raimuna Nasional pada tahun-tahun sebelumnya.

Sejatinya, Pemkab Bantul telah menganggarkan dana senilai Rp350 juta untuk membiayai kegiatan Pramuka di wilayah ini, termasuk memberangkatkan kontingen Raimuna. Acara pertemuan Pramuka tingkat Penegak dan Pandega seluruh Indonesia itu rencananya digelar pada 13-21 Agustus 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya