SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Pungutan liar terjadi di Pantai Parangtritis.

Harianjogja.com, BANTUL– Pengunjung Pantai Parangtritis mengungkapkan praktik permainan retribusi parkir dan karcis masuk objek wisata. Rombongan pengunjung dimintai uang masuk hingga Rp600.000.

Promosi Santri Tewas Bukan Sepele, Negara Belum Hadir di Pesantren

Persoalan rertibusi masuk objek wisata serta parkir di Parangtritis terungkap, menyusul momen libur panjang beberapa hari terakhir. Endang, salah satu pengemudi bus pengangkut rombongan wisatawan ditemui di Parangtritis Jumat (6/5/2016) mengungkapkan, rombongannya diminta membayar uang masuk senilai Rp600.000 oleh petugas retribusi di pintu masuk Tempat Pemungutan Retribusi (TPR).

“Katanya karena parkir bus penuh. Padahal ternyata banyak yang kosong,” ungkap Endang, Jumat.

Padahal kata dia, rombongannya hanya berjumlah 32 orang. Rombongan itu datang daerah Kuningan, Jawa Barat hendak berwisata ke Parangtritis. Uang senilai Rp600.000 menurut Endang sudah termasuk biaya parkir. Ia mengaku heran, uang parkir harus dibayar di TPR.

“Katanya termasuk parkir, makanya parkir di sini gratis,” tutur lelaki yang tengah menyantap mie instan itu saat ditemui di salah satu tempat parkir di kawasan Pantai Parangtritis.

Endang dan rombongan akhirnya keberatan dengan biaya sebanyak itu. Ia lalu menghubungi rekannya yang merupakan warga Parangtritis, meminta agar harga diturunkan. “Akhirnya bisa dapat Rp300.000,” papar dia. Harga tersebut sejatinya jauh dari harga karcis masuk objek wisata.

Sesuai aturan, karcis masuk objek wisata hanya Rp5.000 per orang. Artinya, biaya masuk untuk 32 orang seharusnya hanya Rp160.000.Sedangkan retribusi parkir yang harusnya dibayar di tempat parkir hanya Rp20.000 untuk satu bus.

Pengemudi bus lainnya asal Semarang, Jawa Tengah yang tidak mau disebut namanya membenarkan adanya pembayaran parkir dan retribusi yang ditarik jadi satu di TPR.

“Tadi kami hanya bayar Rp200.000 padahal untuk 60 orang. Katanya sudah termasuk parkir. Makanya di sini parkirnya gratis,” kata lelaki tersebut.

Sementara itu, salah satu wisatawan asal Ponorogo, Jawa Timur, Sofyan mengungkapkan, rombongannya datang menggunakan tiga buah bus. Bus tersebut tidak lagi membayar parkir di tempat mereka berhenti.
“Di sini parkirnya gratis. Cuma bayar retribusi saja pas masuk. Tapi enggak tahu berapa harganya,” ungkap Sofyan.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bantul Bambang Legowo membantah keras penyatuan retribusi parkir dengan karcis masuk.

“Parkir itu ditangani Dinas Perhubungan, kalau rertribusi masuk dan petugas TPR Dinas Pariwisata yang menangani,” tegas dia.

Menurutnya sama sekali sekali tidak dibenarkan petugas retribusi memungut karcis masuk melebihi jumlah pengunjung apalagi menyatukan uang parkir dan retribusi masuk.

“Saya akan selidiki kasus ini. kalau memang benar saya akan beri sanksi tegas,” kata Bambang terdengar marah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya