SOLOPOS.COM - Ilustrasi

Pungutan sekolah terjadi di sebuah SMP di Bantul.

Harianjogja.com, BANTUL-Disebut melakukan pungutan terhadap walimurid sebesar Rp750.000, SMP Negeri 1 Sewon Bantul memberikan penjelasan.

Promosi Pemilu 1955 Dianggap Paling Demokratis, Tentara dan Polisi Punya Partai Politik

Wakil Kepala SMP N 1 Sewon Hardiyanto membantah pihaknya melakukan pungutan tersebut. Meski membenarkan meminta bantuan orang tua murid untuk menambah kekurangan anggaran, ia menegaskan tak pernah mewajibkan orang tua murid untuk mengiyakan permintaan bantuan tersebut. Pasalnya, saat pertemuan dengan orang tua murid yang digelarnya September 2015 silam itu, phak Dinas Pendidikan Dasar (Disdikdas) Bantul turut mendampingi.

Begitu juga terkait dengan penagihan yang dituduhkan oleh orang tua siswa, dengan tegas ia membantahnya. Ia berani menjamin, penagihan itu tak akan pernah dilakukan.

“Karena saat penerimaan buku rapor, semua sudah dikoordinasikan. Saya jamin itu,” tegasnya saat ditemui di ruang guru SMP N 1 Sewon, Jumat (26/2/2016).

Ia mengaku, dana BOS yang diterima sekolah memang belum mencukupi kebutuhan operasional sekolah. Angka Rp1,32 juta per siswa per tahun menurutnya masih jauh dari kata ideal.

Terlebih, pihaknya kini tengah berupaya mencapai target sebagai sekolah adiwiyata. Setidaknya, pihak sekolah telah mematok target tersebut sudah harus tercapai sekitar empat tahun ke depan.

“Untuk itu, kami perlu lakukan pembenahan sarana dan prasarana,” katanya, Jumat (26/2/2016).

Menyikapi hal itu, Wakil Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menjelaskan, pada dasarnya tak ada aturan yang melarang sekolah meminta uang kepada orang tua siswa, sepanjang uang itu tidak bersifat wajib.

Dalam banyak kesempatan, pihaknya sudah menyampaikan larangan keras kepada semua pihak sekolah, terutama sekolah negeri untuk tidak mewajibkan orang tua siswa membayar apapun dan berapapun jumlahnya. Jika masih ada sekolah yang melakukan hal itu, pihaknya akan melakukan mengambil tindakan tegas.

“Kecuali, uang itu dibayar atas kesepakatan. Artinya, memang ada orang tua siswa yang sengaja memberikan infak kepada sekolah. Itu silakan saja,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya