SOLOPOS.COM - Ilustrasi pupuk bersubsidi (JIBI/Solopos/Dok.)

Penyaluran pupuk bersubsidi urea di Gunungkidul baru 4.000 ton, sebanyak 7.000 ton lainnya belum terdistribusi.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL— Sebanyak 7.000 ton pupuk urea bersubsidi di Kabupaten Gunungkidul belum tersalurkan ke petani. Hingga menjelang akhir tahun, baru 4.000 ton pupuk urea yang tersalurkan ke petani.

Promosi Semarang (Kaline) Banjir, Saat Alam Mulai Bosan Bersahabat

Kebutuhan pupuk bersubsidi di Kabupaten Gunungkidul diketahui mencapai ratusan ton. Untuk jenis pupuk Urea bersubsidi di Gunungkidul mendapatkan alokasi sebanyak 11.000 ton, namun lebih dari separuhnya kini belum terdistribusi.

Kepala Gudang Pupuk Lini III Wonosari, Rohmat Rudiyanto mengatakan sejak Januari hingga awal Oktober 2017 ini, pupuk yang terdistribusi baru sekitar 4.000 ton. “Yang sudah tersalurkan sekitar 4.000 ton, jadi nanti sampai Desember kami harus menyalurkan 7.000 ton,” kata dia saat ditemui di kantornya, Senin (2/10/2017) kemarin. Penyebabnya antara lain, karena penyaluran pupuk baru akan dimaksimalkan saat musim tanam yang dimulai November.

Namun demikian pihaknya memastikan tidak akan terjadi penumpukan pupuk di gudang. Sementara dia pun menjamin pasokan pupuk ini lancar. Selama ini kata dia, pasokan pupuk dari pabrik di Palembang, melalui pelabuhan Cilacap dan diteruskan melewati jalur darat ke Gunungkidul tidak mengalami kendala.

Sedangkan di tingkat distributor, agen, hingga pengecer distribusi pupuk selama ini pun tidak ada masalah. Sebab Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul telah menunjuk dan membagi kuota pupuk di setiap agen dan distributor. Sehingga sirkulasi pupuk di gudang berjalan lancar, karena setiap bulan distributor berkala mengambil jatah ke gudang.

Selain itu, data kuota pupuk setiap distributor atau agen pun dipantau langsung oleh dinas. Sedangkan di tingkat kelompok tani ataupun gabungan kelompok tani juga dipantau distribusinya.

Ketua Kelompok Tani Dadi Makmur, Desa Kampung, Kecamatan Ngawen, Purwanto mengaku belum menebus pupuk bersubsidi untuk musim tanam kali ini. “Rencananya tanggal 17 Oktober nanti baru akan kami tebus. Kelompok tani kami total memiliki luasan lahan 35 hektare dan kebutuhan pupuk sekitar 14 ton dalam satu musim tanam,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya