Jogja
Jumat, 3 April 2015 - 21:21 WIB

Puskesmas Banguntapan II Bantul Jadi Pusat Trauma Center BPJS

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kartu BPJS (JIBI/Solopos/Dok.)

Puskesmas Banguntapan II disiapkan sebagai trauma center BPJS Ketenagakerjaan

Harianjogja.com, BANTUL- Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyiapkan Pusat Kesehatan Masyarakat Banguntapan II sebagai pusat penanganan peserta kecelakaan kerja atau “trauma center” Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.

Advertisement

“Puskesmas Banguntapan II merupakan pertama di Bantul yang menjadi ‘trauma center’ BPJS Ketenagakerjaan,” kata Kepala Dinkes Bantul, Maya Sintowati usai penandatanganan MoU Puskemas Banguntapan II sebagai trauma center BPJS Ketenagakerjaan, Kamis (2/4/2015).

Menurut dia, dengan status itu maka nantinya setiap tenaga kerja yang menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan yang mengalami kecelakaan kerja bisa mendapat perawatan di puskesmas di Desa Tamanan, Banguntapan tersebut.

“Pemilihan puskesmas sebagai trauma center BPJS Ketenagakerjaan karena saat ini sudah melayani pasien rawat inap dan buka selama 24 jam, selain itu sarana dan prasarana yang ada juga memadai,” katanya.

Advertisement

Ia mengatakan Puskesmas Banguntapan II dengan status ini menjadi percontohan bagi puskesmas lainnya di Bantul sehingga BPJS Ketenagakerjaan DIY sendiri siap untuk mengembangkan di 16 puskesmas lain yang melayani rawat inap.

“Terutama untuk puskesmas yang di daerahnya memiliki jumlah pekerja yang terdaftar program BPJS Ketenagakerjaan cukup banyak, seperti di Desa Tamanan ini,” katanya.

Menurut dia, di Banguntapan, terutama di Desa Tamanan sudah banyak warganya yang terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan, terutama pekerja informal, bahkan desa ini telah dicanangkan sebagai Desa Pelopor BPJS Ketenagakerjaan.

Advertisement

Sebab menurut data yang diperoleh, saat ini sudah ada 326 pekerja informal yang menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan di Desa Tamanan, yang meliputi buruh harian lepas, petani, pekebun, pedagang, dan sopir.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif