Jogja
Rabu, 12 Desember 2012 - 17:34 WIB

Puting Beliung Bisa Diwaspadai Sejak Dini

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X bersama Bupati Sleman, Sri Purnomo mengamati rumah warga yang hancur akibat tiupan angin puting beliung di Dusun Bromonilan, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Minggu (9/12/2012) lalu. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X bersama Bupati Sleman, Sri Purnomo mengamati rumah warga yang hancur akibat tiupan angin puting beliung di Dusun Bromonilan, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Minggu (9/12/2012) lalu. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

BANTUL—Menyaksikan dahsyatnya dampak bencana angin puting beliung yang melanda tiga kecamatan di Kabupaten Sleman, Jumat (7/12/2012) lalu, cukup membuat Pemkab Bantul was-was.

Advertisement

“Di Bantul sedikitnya ada lima kawasan yang rawan terdampak puting beliung,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul, Dwi Daryanto, di sela acara gladi bersih posko kesiapsiagaan bencana, Rabu (12/12/2012).

Lima kawasan itu meliputi Dusun Banyakan, Sitimulyo, Piyungan, dan sebagian wilayah Desa Wonokromo; Kecamatan Pleret, Desa Panggungharjo; Sewon, Desa Bantul, dan sebagian wilayah Kecamatan Kasihan.

Dwi menerangkan, puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 60-90 kilometer per jam yang berlangsung selama lima hingga 30 menit. Sejatinya, gejala puting beliung bisa dikenali sejak dini.

Advertisement

“Puting beliung biasanya diawali dengan cuaca yang gerah disertai munculnya gerombolan awan putih yang berlapis (awan cumulus) di langit,” jelas Dwi. Di antara awan itu, ada satu jenis awan yang batas tepinya berwarna abu-abu menyerupai bunga kol.

Saat awan itu berubah warna dari putih menjadi hitam pekat, Dwi mengimbau masyarakat sudah harus waspada. Sebab, bersamaan dengan fase perubahan warna awan itu, kecepatan angin sudah berangsur kencang.

“Kalau rumah semi permanen tidak memungkinkan untuk berlindung, lebih baik warga keluar, berlindung di tanah yang lapang, jauh dari jangkauan pepohonan yang rawan tumbang,” imbau Dwi guna meminimalisir jatuhnya korban akibat puting beliung.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif