Jogja
Jumat, 12 Desember 2014 - 22:40 WIB

"Puting Beliung", Tiga Warga Sumberadi Luka Berat

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana gladi lapangpenanggulangan bencana puting beliung di Balai Desa Sumberadi Mlati Sleman, Kamis (11/12/2013). (Rima Sekarani/JIBI/Harian Jogja)

Tiga warga Desa Sumberadi, Kecamatan Mlati, Sleman, luka berat akibat tertimpa pohon tumbang, Kamis (11/12/2014). Apa yang sebenarnya terjadi? Berikut laporan wartawan Harianjogja.com, Rima Sekarani I.N.

Hari itu, cuaca panas ekstrem yang terjadi di wilayah Sumberadi mendadak berubah. Awan putih tampak menghitam dan menjadi mendung. Tidak lama kemudian, angin kencang pun datang. Muncul pusaran angin berbentuk seperti kerucut yang turun ke tanah.

Advertisement

Masyarakat biasa menyebut pusaran angin tersebut sebagai puting beliung. Melihat puting beliung tampak mendekati permukiman, warga panik dan berusaha menyelamatkan diri. Suara kentongan titir pun terdengar untuk menandakan adanya bencana.

Ketika puting beliung menghilang, kondisi di sekitar Sumberadi tampak kacau. Beberapa atap rumah warga rusak karena diterjang angin. Banyak pohon tumbang melintang di jalan. Bahkan, beberapa di antaranya menimpa rumah warga.

Tim SAR beserta relawan segera datang. Mereka langsung bergerak melakukan penyisiran untuk mencari kemungkinan adanya korban. Beberapa saat kemudian, ditemukan tiga orang yang mengalami luka berat akibat tertimpa pohon.

Advertisement

Korban segera dievakuasi tim SAR untuk mendapat pertolongan pertama sebelum dibawa ke rumah sakit. Mereka akan ditangani di posko darurat di Balaidesa Sumberadi. “Bawa dulu ke balaidesa,” kata seorang anggota tim SAR sebelum menggotong salah satu korban.

Sementara evakuasi korban dilakukan, tim relawan mulai memotong beberapa pohon tumbang yang melintang di jalan desa. Begitu pula dengan pohon-pohon yang menimpa rumah warga. “Ini adalah skenario kami dalam gladi lapang penanggulangan bencana puting beliung di wilayah kami,” kata Camat Mlati, Suyudi.

Suyudi berharap, simulasi penanganan bencana alam akan membuat masyarakat terlatih tidak panik. “Setidaknya, kepanikan masyarakat bisa dikurangi. Sebab, mereka sudah siap dan tahu apa yang harus dilakukan,” paparnya.

Advertisement

Sementara itu, Kepala Bidang Kesiapsiagaan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Heru Saptono mengungkapkan, Kecamatan Mlati merupakan salah satu lokasi rawan puting beliung. “Terakhir, terjadi puting beliung yang cukup besar di Mlati pada 2012 lalu,” kata Heru.

Sebenarnya, potensi puting beliung merata ke seluruh wilayah di Kabupaten Sleman. Namun, menurut Heru, tingkat kerawanan di daerah yang kondisi geografisnya datar itu lebih tinggi.

“Kami harap, geladi lapang ini membuat masyarakat paham dan tidak panik lagi saat menghadapi bencana, khususnya puting beliung dan angin kencang,” kata Heru menambahkan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif