Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Herry Purnomo menyebut hal itu disebabkan oleh adanya gerusan tanah tepat di bawah bronjong
Harianjogja.com, BANTUL--Terkait dengan tanah amblas di Dusun Sompok RT 06, Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri Ketua Tim Tanggap Darurat Bencana Tanah Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Herry Purnomo menyebut hal itu disebabkan oleh adanya gerusan tanah tepat di bawah bronjong tepi sungai yang makin membesar.
Gerusan air itulah yang memicu tanah di tepi sungai amblas. Termasuk jalan aspal yang tak jauh dari tepian. Jika terjangan banjir terus terjadi, Herry memperkirakan permukaan tanah di Sompok bakal menurun. “Kalau dilihat dari atas memang tidak kelihatan,” imbuhnya, Jumat (23/2/2018).
Untuk mencegah hal tersebut tersebut, Herry meminta stakeholder terkait melakukan normalisasi sungai secepatnya agar sedimentasi di sepanjang sungai hilang. Sebab menurutnya saat sedimentasi menumpuk di satu tempat, air akan mencari jalan permukaan terendah. Kondisi itulah yang sekarang tengah terjadi di Sungai Oya.
Sebagaimana diketahui sejak awal Februari lalu, rekahan tanah di Dusun Sompok makin meluas. Sedangkan di rekahan lama, pergerakan juga terus terjadi. Bahkan rekahan jalan tersebut sudah menjalar ke pondasi-pondasi pekarangan warga yang baru saja dibangun setahun yang lalu.
Baca juga : Cek Rekahan Tanah, BPBD Gandeng Badan Geologi
Akibatnya warga terpaksa memindah beberapa bangunan seperti pos ronda dan kandang sapi milik mereka. Pasalnya kedalaman rekahan tersebut rata-rata mencapai tiga jengkal orang dewasa atau rata-rata 40 sentimeter.
Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) Sriharjo, Suwandi menuturkan penurunan tanah pernah terjadi sekitar 10 tahun lalu di Sompok. Kala itu warga hanya menimbun titik jalan yang menurun dengan tanah.
Namun ternyata penurunan tanah semakin parah. Akhirnya jalan yang menurun diganjal dengan menggunakan bekas rel. Namun kali ini ia mengakui penurunan tanah dan rekahan jalan yang terjadi makin parah.
“Di sepanjang jalan yang merekah ada 10 KK, enam KK sudah relokasi,” ucapnya beberapa waktu yang lalu.