SOLOPOS.COM - Ilustrasi ikan gabus dan ikan air tawar lainnya (JIBI/Solopos/Antara)

Ramadan 2015 umumnya diiringi kenaikan jumlah permintaan bahan pangan.

Harianjogja.com, SLEMAN – Pembudidaya ikan gurame di Kabupaten Sleman siap memenuhi lonjakan permintaan ikan pada bulan puasa Ramadhan hingga Idul Fitri 2015.

Promosi Tragedi Bintaro 1987, Musibah Memilukan yang Memicu Proyek Rel Ganda 2 Dekade

“Biasanya pada bulan puasa hingga Lebaran permintaan masyarakat terhadap ikan gurame cukup tinggi. Kami siap memenuhi permintaan tersebut, khususnya untuk wilayah Sleman dan Yogyakarta,” kata Saptono, Ketua Petani Ikan Mina Nggremboko, Bokesan, Sindumartani, Sleman, Senin (8/6/2015).

Menurut dia, permintaan ikan gurame pada bulan puasa dan Lebaran cukup banyak dari restoran atau rumah makan.

“Selain itu tidak sedikit pula permintaan dari sentra-sentra kuliner di Sleman maupun Yogyakarta,” katanya.

Ia mengatakan momen puasa hingga Lebaran juga menjadi harapan bagi para petani ikan agar harga gurame bisa kembali membaik.

“Jenis ikan gurame sudah sejak setahun terakhir ini keuntungan tidak terlalu signifikan,” katanya.

Saptono mengatakan momen puasa hingga sampai akhir Lebaran nantinya merupakan masanya para petani ikan meraup untung. Karena permintaan stoknya yang meningkat dan harga yang menyesuaikan dengan bahan pokok lainnya.

“Harganya juga menyesuaikan, diharapkan pula bisa mengembalikan kejayaan bagi para petani ikan gurame. Sebab sudah sejak setahun terkahir ini, keuntungan para petani gurame kurang baik. Bukannya merugi, tapi bagi petani gurame masih belum terlalu untung,” katanya.

Ia mengatakan harga satu kilogram ikan gurame saat ini, yang dijual dari kolam petani sebesar Rp21.000 hingga Rp22.000.

“Jika harga baik, dan bisa untung, minimal mampu dijual sampai Rp27.000 hingga Rp28.000 per kilogram. Ini harga dari kolam petani, berbeda lagi kalau di pasar,” katanya.

Sementara untuk harga ikan jenis lainnya, seperti lele dan nila dirasa petani sudah cukup bisa mengambil keuntungan, yaitu, untuk lele sebesar Rp15.000 per kilogram, sedangkan nila Rp18.000 sampai Rp19.000 per kilogram.

Mengenai stok ikan, menurut dia, tidak akan bermasalah. Di seluruh Kabupaten Sleman, setidaknya ada sekitar 500 kelompok petani ikan.

“Kalaupun tidak mencukupi, stok ikan bisa ditambah dari luar DIY. Misal saja dari Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri, Jawa Tengah. Memang ada beberapa ikan budidaya dari lokal belum bisa mencukupi, yaitu nila. DIY hanya pembibitannya saja, kemudian dibawa ke luar daerah untuk dibudidaya. Terutama di waduk. Yang kondisi airnya memang cocok,” katanya.

Ia mengatakan ikan jenis nila initingkat konsumsi di DIY sangat tinggi. Serta, selalu mendatangkan dari Jawa Tengah. Permintaan ikan nila per harinya sekitar 15 sampai 20 ton.

“Karena permintaan yang sangat tinggi maka sebagian ikan nila didatangkan dari luar daerah,” katanya.

Kepala Bidang Perikanan, Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman, Suparmono mengatakan, kenaikan harga ikan saat ini pun sudah mulai terjadi.

“Kalaupun harga bahan pokok naik, misal ayam juga akan berpengaruh dengan ikan. Saat ini sudah mulai naik,” katanya.

Menurut dia, harga gurame juga akan mendapatkan imbasnya. Sebab, belum lama ini dirinya melakukan survei di Sleman bagian barat, harganya sudah membaik, antara Rp25.000 sampai Rp26.000 per kilogram.

“Stoknya juga tidak akan bermasalah, karena petani ikan juga sudah mempunyai cadangan yang disiapkan untuk dijual pada masa Lebaran mendatang,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya