SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Kelik Taryono)

Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Kelik Taryono)

JOGJA – Jelang Ramadan, Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Jogja, akan meningkatkan kegiatan monitoring untuk mengawasi peredaran berbagai jenis daging di pasaran. Selain untuk melindungi konsumen, hal tersebut dilakukan untuk mencegah adanya pedagang daging yang nakal.

Promosi Ayo Mudik, Saatnya Uang Mengalir sampai Jauh

Kepala Bidang Peradagangan Disperindagkoptan Jogja, Sri Harnani menjelaskan, monitoring terhadap peredaran daging tersebut akan lebih ditingkatkan hingga lebaran tiba. Dinas mengaku akan mengecek kualitas daging mulai dari Rumah Pemotongan Hewan (RPH) hingga penjualannya di pasaran. “Monitoring dilakukan rutin untuk mengecek kualitas daging, seminggu sekali dan Lebaran diintensifkan lagi,” jelas Harnani, Jumat (13/7/2012).

Dijelaskan dia, Dinas memiliki dua filter untuk memonitor peredaran daging. Selain mengecek kualitas daging di RPH, pihaknya juga akan mengecek surat atau bukti hasil pengecekan di RPH yang dimiliki pedagang di pasar. Termasuk, lanjutnya, Dinas akan mengawasi roda transportasi (alat angkut) dagingnya. “Mendekati lebaran, pengawasan akan kami tingkatkan lagi,” tambahnya.

Harnani mengatakan, monotoring kualitas daging wajib ditingkatkan mengingat harga daging melonjak saat puasa dan lebaran tiba. Tingginya permintaan daging tersebut, menuntut Dinas untuk memastikan daging yang dijual di pasaran memenuhi standar kelayakan untuk dijual. “Kami akan melibatkan sejumlah instansi, mulai dari Dinas Ketertiban, Dinas Kesehatan, Balai POM dan Kepolisian,” ucapnya.

Sementara, hasil pemantauan berbagai jenis barang kebutuhan di lima pasar di Jogja, mulai dari Pasar Beringharjo, Kranggan, Lempuyangan, Kotagede dan Demangan harganya fluktuatif. Meski sejumlah harga bahan pokok mengalami kenaikan, ada beberapa yang mulai turun.

Hingga minggu kedua Juli 2012, menurut Tri Astuti Apriyantini selaku Kepala Seksi Bimbingan Usaha Perdagangan, dibandingkan akhir Juni lalu, harga daging sapi dan ayam kampung mengalami kenaikan hingga Rp7.000 perkilogram. Jika akhir Juni harga daging sapi Rp66.500 per kg, pada Kamis (12/7/2012) harganya naik menjadi Rp74.000 per kg.

Harga daging ayam kampung naik, dari Rp45.000 per kg menjadi Rp52.000 per kg. Harga daging ayam broiler juga mengalami kenaikan, dari Rp25.000 menjadi Rp27.000 per kg. Kenaikan harga, katanya, juga terjadi untuk jenis daging kambing dari harga Rp63.000 menjadi Rp67.000 per kg.

Sedangkan harga telur ayam kampung saat ini dijual Rp1.200 hingga Rp1.600 perbutir dan telur ayam ras dijual antara Rp17.000 hingga Rp19.000 perkg. Gula pasir setiap kilogramnya dijual antara Rp12.000 hingga Rp13.000, minyak goreng kemasan Rp13.500 perliter, sawit (Rp10.000) dan barco (Rp11.000). “Secara umum, stock kebutuhan masyarakat mencukupi, dan tidak ada kelangkaan,” katanya.

Terkait tingginya harga telur, Dinas memprediksi hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal. Selain tingginya permintaan, harga pakan yang tinggi juga memengaruhi harga telur. “Permintaan telur tinggi, banyak warga yang sudah membuat kue dan menggelar hajatan,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya